GIANYAR, BALIPOST.com – Untuk menarik dan meningkatkan kunjungan wisatawan, baik domestik maupun mancanegara, Desa Adat Suwat menggelar Festival Air. Bahkan hajatan dengan memanfaatkan air ini di 2021 ini sudah kali ketujuh dilaksanakan
dengan tema “Bangkit dengan Air”.
Ketua Panitia Festival Air Suwat (FAS), I Putu Partama mengatakan, kegiatan ini digagas desa adat. Festival ini bernuasa spirit air dan sudah berjalan selama tujuh tahun. Namun karena Covid-19 melanda kegiatan
ini sempat tidak digelar.
Ia menceritakan tradisi perang air ini, di mana pada zaman kerajaan, warga Suwat tidak pernah menghaturkan upeti berupa harta benda kepada
Raja Gianyar. Namun cukup dengan menghaturkan air yang diyakini memiliki kesucian, wasiat serta dapat menghilangkan segala mala.
Karena itu kehadiran Wakil Bupati yang juga keturunan Raja Gianyar sangat memberikan makna dan spirit histori dalam festival ini. Dikatakan, FAS ke-7 ini dijadikan momentum untuk menuju wisata destinasi air terbesar di Bali, bahkan dunia.
Karena dengan airlah adanya sebuah spirit kebangkitan. Karena itu, pandemi Covid-19 ini diharapkan dapat segera berakhir dengan spirit
pengendalian. “Menuju destinasi air ini, kami di Suwat
terus membangun kekuatan ekonomi dalam rangka kemandirian desa adat. Kami fokus ke usaha yang berkaitan dengan air mulai dari Suwat Waterfall, pancoran tempat panglukatan, terapi air dan sedang disiapkan pusat kuliner di Das Sungai,” katanya.
Sementara itu, Wakil Bupati Gianyar, A.A. Agung
Mayun mengapresiasi kegiatan ini dengan dukungan
dana dari Pemkab Gianyar. Pembukaan festival ditandai dengan aneka permainan lumpur. Mulai dari lari di lumpur yang diikuti oleh anak hingga ibu-ibu rumah tangga, perang pukul bantal di lumpur, berjalan di atas bambu dalam lumpur dan lomba menangkap bebek. Rangkain pembukaan yang berlangsung dengan penerapan prokes secara ketat ini pun dikunjungi sejumlah wisatawan serta puluhan fotografer, videografer, youtuber dan pegiat media
sosial lainnya. (kmb/balipost)