MANGUPURA, BALIPOST.com – Sejak Covid-19 melanda, ada hektaran lahan tidur di wilayah Abiansemal. Lahan tidur ini dominan karena belum dibangun oleh pemiliknya.
Kondisi ini dimanfaatkan Wayan Tebing (63) yang menggarap lahan tersebut jadi produktif. Wayan Tebing memberdayakan 12 lansia lajang untuk menggarap lahan tersebut.
Kiprah Tebing ini sejalan dengan program Kapolres Badung AKBP Leo Dedy Defretes yaitu Polisi Berkebun. Bekerja sama dengan Wayan Tebing, Kapolsek Abiansemal Kompol Ruli Agus Susanto dan perbekel setempat menggarap lahan tidur di Subak Citra, Desa Bongkasa, Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung.
Pada Kamis (30/12) di subak tersebut dilaksanakan panen jagung di lahan yang awalnya tidak produktif tersebut. “Saya menggarap lahan tidur jadi produktif ini sejak tahun 2020. Sejak ada Covid-19 banyak lahan tidur di sini. Saya izin kepada pemilik lahan untuk menggarapnya,” kata Wayan Tebing.
Menurut Tebing, saat ini dia menggarap hektaran lahan tidur jadi produktif. Tidak hanya di wilayah Bongkasa saja, tapi sampai ke wilayah Desa Mambal. “Tentu saja saya tidak bisa kerjakan sendiri. Oleh karena itu saya merekrut bajangtua (lansia lajang) jumlahnya 12 orang,” ujarnya.
Dia sangat mendukung program Polisi Berkebun ini karena bisa membantu dan memotivasi serta memberi semangat untuk bertani di tengah pandemi Covid-19 ini.
Sementara itu, Kapolres Badung AKBP Dedy Defretes mengaku sangat bahagia karena apa dilakukan selama ini yaitu mengolah lahan tidur jadi subur hasilnya berbuah manis dan langsung bisa dirasakan masyarakat. “Ada tiga hal, saya membuat program Polisi Berkebun ini. Dengan mengidentifikasi permasalahan yang ada, kami mengambil langkah-langkah agar bisa bantu memenuhi kebutuhan masyarakat khususnya kebutuhan pokok saat pandemi,” ujarnya.
Apalagi sejak COVID-19 melanda dunia pada 2019 dan berlangsung hingga 2021, banyak keperluan masyarakat terutama bahan pokok tidak terpenuhi. Tidak sedikit pula karyawan hotel dan restoran di-PHK.
Oleh karena itu, Dedy mencoba melakukan pendekatan ketahanan pangan, terlebih kebutuhan pangan tidak akan pernah berhenti. “Setidaknya kami cari lahan tidak produktif, dievaluasi dan kelola bersama-sama. Hasilnya kami serahkan ke petani dan pengelola lahan tersebut,” ucap Dedy. (Kerta Negara/balipost)