Gubernur Bali, Wayan Koster bersama Wakil Gubernur Bali, Tjok Oka Artha Ardhana Sukawati (Cok Ace). (BP/Win)

DENPASAR, BALIPOST.com – Sejumlah pencapaian kinerja yang tertuang dalam visi pembangunan Bali Nangun Sat Kerthi Loka Bali melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana menuju Bali Era Baru telah dicapai Gubernur Bali, Wayan Koster bersama Wakil Gubernur Bali, Tjok Oka Artha Ardhana Sukawati (Cok Ace) selama tiga tahun kepemimpinannya. Tak puas sampai di sana, di tahun 2022 ini sejumlah program prioritas dan program pendukung akan dipercepat, dimantapkan, dan ditargetkan selesai pada 2022 ini.

Dalam pidato akhir tahun sekaligus menyongsong 2022, Gubernur Koster didampingi Wakil Gubernur Bali, Cok Ace, mengatakan, ada 10 program yang perlu percepatan di tahun 2022. Antara lain, pertama, pemasaran dan pemanfaatan produk pertanian, perikanan, dan industri lokal Bali bagi Krama Bali, pasar tradisional, pasar modern, usaha jasa pariwisata, perdagangan antardaerah, dan ekspor.

Kedua, sistem pertanian organik, kelautan dan perikanan, peningkatan produktivitas dan kualitas produk pertanian. Ketiga, pembangunan sentra-sentra produk pertanian, kelautan/perikanan, dan industri kerajinan rakyat. Keempat, penggunaan keyboard aksara Bali, metode pembelajaran secara hybrid, penggunaan buku ajar Agama Hindu Dresta Bali.

Kelima, pengembangan sistem dan aplikasi layanan kesehatan terintegrasi se-Bali. Keenam, pelaksanaan sistem keamanan lingkungan terpadu berbasis Desa Adat/Sipandu Beradat. Ketujuh, tata kelola pariwisata.

Kedelapan, pengelolaan sampah berbasis sumber melalui pembangunan TPS3R dan TPST. Kesembilan, pelindungan danau, mata air, sungai, dan laut. Dan kesepuluh, pemanfaatan energi bersih dari hulu sampai hilir, energi baru terbarukan, dan pembangunan infrastruktur energi bersih.

Sedangkan program yang perlu pemantapan di tahun 2022 ada delapan. Antara lain, pertama, pemanfaatan produk arak Bali dan garam Bali, penggunaan busana adat Bali, kain endek/kain tenun tradisional Bali. Kedua, mutu dan daya saing pendidikan.

Ketiga, pengembangan industri herbal tradisional. Keempat, kompetensi dan produktivitas tenaga kerja. Kelima, penggunaan aksara Bali secara lebih massif. Keenam, pelindungan tari sakral, pelindungan pura, pratima, dan simbol-simbol keagamaan. Ketujuh, pariwisata berbasis budaya dan berorientasi kualitas. Dan kedelapan, pembatasan timbulan sampah plastik sekali pakai.

Sementara itu, program yang harus diselesaikan pada tahun 2022 ini adalah pembangunan infrastruktur, sarana dan prasarana. Yakni, pertama, pembangunan pelindungan Kawasan Suci Besakih. Kedua, pembangunan jalan shortcut titik 7 dan 8. Ketiga, Pelabuhan Sanur Denpasar, Pelabuhan Bias Munjul Nusa Ceningan.

Keempat, pembangunan sungai buatan Unda/normalisasi Tukad Unda. Dan kelima, pembangunan bendungan Sidan di Badung dan bendungan Tamblang di Buleleng. Selain itu, harus diselesaikan program infrastruktur jaringan teknologi komunikasi, Bali Smart Island, dan digitalisasi sektor publik.

Baca juga:  Langka Tiap 30 Tahun Sekali, Kuningan Bertepatan dengan Siwaratri

Tidak hanya itu, penyelesaian program spesifik, seperti percepatan penyelesaian aset-aset Pemerintah Provinsi Bali dan penyelesaian sertifikat lahan untuk warga eks transmigran Timor Timur juga ditargetkan selesai di 2022 ini.

Memasuki tahun 2022, Gubernur Koster mengatakan bahwa Bali Era Baru akan mulai dilaksanakan program baru. Yaitu, Tata-Titi Kehidupan Masyarakat Bali Berdasarkan Nilai-Nilai Kearifan Lokal Sad Kerthi. Pelaksanaan tata-titi ini bertujuan untuk melestarikan nilai-nilai kearifan lokal Sad Kerthi yang merupakan warisan adiluhung dari Leluhur/Tetua Bali dalam menjaga keseimbangan dan keharmonisan Alam, Manusia/Krama, dan Kebudayaan Bali secara niskala-sakala, yang orisinil, genuine Bali. Di samping juga menjadikan nilai-nilai kearifan lokal Sad Kerthi untuk mengembangkan Manusia Bali yang berkarakter, berjati diri, berkualitas, berdaya saing, dan bertanggung jawab guna menghadapi permasalahan dan tantangan dinamika perkembangan zaman dalam skala lokal, nasional, dan global.

Tidak hanya itu, pelaksanaan tata-titi ini juga untuk menjadikan nilai-nilai kearifan lokal Sad Kerthi sebagai dasar untuk mengembangkan Tata-Titi kehidupan masyarakat Bali dalam Bali Era Baru guna mewujudkan kehidupan masyarakat Bali yang kang Tata-Titi tentram kerta raharja.

Dalam Bali Era Baru juga ditandai dengan kebijakan baru dalam bidang perekonomian, yaitu dengan menata ulang struktur dan fundamental perekonomian Bali melalui Ekonomi Kerthi Bali. Gubernur asal Desa Sembiran, Buleleng ini, mengatakan munculnya pandemi Covid-19 telah memberi pengetahuan baru, wawasan baru, pengalaman baru, pendekatan baru, dan peluang baru, termasuk peluang baru dalam bidang perekonomian.

Perekonomian Bali yang selama ini didominasi satu sektor pariwisata ternyata sangat rentan terhadap berbagai faktor eksternal, seperti faktor keamanan, bencana alam, dan bencana bukan alam, seperti pandemi COVID-19. Bahkan, terpuruknya pariwisata sebagai dampak pandemi COVID-19 telah mengakibatkan perekonomian Bali mengalami kontraksi sangat dalam, pertumbuhan negatif 9,31%.

“Bertitik tolak dari pengalaman yang sangat pahit ini, sudah waktunya menata ulang struktur dan fundamental perekonomian Bali melalui Ekonomi Kerthi Bali. Ekonomi Kerthi Bali adalah ekonomi untuk mewujudkan Bali berdikari dalam bidang ekonomi, dibangun dan dikembangkan berlandaskan nilai-nilai filosofi Sad Kerthi dengan menerapkan 11 prinsip,” tandas Gubernur Koster.

Ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi Bali ini menjelaskan, nilai-nilai filosofi Sad Kerthi dengan menerapkan 11 prinsip terdiri atas 1) mensyukuri dan memuliakan kekayaan, keunikan, dan keunggulan sumber daya lokal Alam Bali beserta Isinya sebagai anugerah dari Hyang Pencipta; 2) memberdayakan potensi sumber daya lokal Alam Bali beserta Isinya; 3) dilakukan oleh Krama Bali secara inklusif, kreatif, dan inovatif; 4) berbasis nilai-nilai tradisi, seni, budaya, dan kearifan lokal Bali; 5) menjaga ekositem alam dan budaya secara berkelanjutan; 6) meningkatkan kapasitas perekonomian Bali, berkualitas, bernilai tambah, dan berdaya saing; 7) mengakomodasi penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi digital; 8) meningkatkan kesejahteraan dan kebahagiaan Krama Bali secara Sakala-Niskala; 9) berasaskan spirit gotong-royong; 10) meningkatkan ketangguhan menghadapi dinamika perkembangan zaman secara lokal, nasional, dan global; dan 11) menumbuhkan spirit jengah dan cinta/bangga sebagai Krama Bali.

Baca juga:  Tak Lagi Impor Solar

Selain itu, Ekonomi Kerthi Bali terdiri atas 6 pilar sektor unggulan, yaitu: 1) Sektor Pertanian dalam arti luas dengan Sistem Pertanian Organik; 2) Sektor Kelautan dan Perikanan; 3) Sektor Industri; 4) Sektor IKM, UMKM, dan Koperasi; 5) Sektor Ekonomi Kreatif dan Digital; dan 6) Sektor Pariwisata Berbasis Budaya dan Berorientasi pada Kualitas. “Dengan menerapkan Ekonomi Kerthi Bali, maka perekonomian Bali akan harmonis terhadap alam, hijau/ramah lingkungan, menjaga kearifan lokal, berbasis sumber daya lokal, berkualitas, bernilai tambah, berdaya saing, tangguh, dan berkelanjutan,” tegas Gubernur Koster.

Lebih lanjut dikatakan, bahwa Ekonomi Kerthi Bali telah dijadikan percontohan dalam transformasi perekonomian oleh Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas RI menjadi Peta Jalan Ekonomi Kerthi Bali membangun Bali Era Baru: Hijau, Tangguh, Sejahtera. Bahkan, Peta Jalan Ekonomi Kerthi Bali telah diluncurkan oleh Presiden Joko Widodo pada 3 Desember 2021, dan mulai dilaksanakan tahun 2022, yang diprogramkan dan dikawal langsung oleh Badan Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas.

“Hal yang sangat penting diketahui, pada tahun 2022 Pemerintah Provinsi Bali terus bergerak secara dinamis, melaksanakan program inovatif, yaitu membangun infrastruktur telekomunikasi berupa Taman Teknologi bernama “Turyapada Tower” KBS 6.0 Kerthi Bali. Turyapada Tower dengan tinggi 115 meter, dibangun di Desa Pegayaman Buleleng pada ketinggian 1.521 meter di atas permukaan laut, sehingga ketinggian total Turyapada Tower menjadi 1.636 meter,” ujar Gubernur Koster.

Dipaparkan, Turyapada Tower memiliki fasilitas multifungsi dan terpadu dalam kawasan pariwisata yang akan menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru di Bali Utara dalam rangka menyeimbangkan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi di wilayah Bali Utara, Selatan, Timur, dan Barat. Turyapada Tower memiliki fungsi utama yang mampu mengoptimalkan siaran televisi digital dengan jangkauan mencapai 80% wilayah Buleleng, Jembrana, dan Karangasem.

Baca juga:  Aktivitas Gunung Agung Menurun, PVMBG Belum Beri Kesimpulan

Sementara itu, dalam rangka mendorong percepatan pelaksanaan program prioritas Provinsi Bali di Desa dan Desa Adat, Pemerintah Provinsi Bali meluncurkan Program Tim Desa Kerthi Bali Sejahtera. Keberhasilan program ini sangat ditentukan oleh dukungan aktif Perbekel/Lurah dan Bandesa Adat beserta jajarannya.

Oleh karena itu, Pemerintah Provinsi Bali memberlakukan kebijakan baru berupa pemberian insentif kepada Perbekel sebesar Rp 1,5 Juta per bulan dan kepada Bandesa Adat diberikan tambahan insentif sebesar Rp 1 Juta per bulan sehingga menjadi sebesar Rp 2,5 Juta per bulan.

Pada kesempatan ini, Gubernur Koster juga menyampaikan bahwa pada tahun 2022 Bali mendapat kepercayaan sebagai tuan rumah pertemuan Presidensi G-20. Pertemuan Presidensi G-20 sangat penting dan strategis bagi Indonesia. Sehingga sungguh sangat membanggakan bahwa Indonesia merupakan negara berkembang pertama yang mendapat kepercayaan dan kehormatan menjadi penyelenggara pertemuan Presidensi G-20, diikuti 39 negara.

Patut dipahami bersama bahwa pertemuan Presidensi G-20 di Bali memberi manfaat sebagai momentum penting bagi pemulihan pariwisata dan perekonomian Bali. Oleh karena itu penyelenggaraan pertemuan Presidensi G-20 harus berlangsung dengan nyaman, aman, damai, dan sukses. “Titiang nunas uratian sameton Krama Bali mangda sareng sami memberi dukungan penuh dan ikut bertanggung jawab dengan membangun suasana yang kondusif guna menyukseskan penyelenggaraan pertemuan Presidensi G-20,” ujar Gubernur Koster.

Selain itu, pada tahun 2022 Bali juga akan menjadi tuan rumah sejumlah Event Internasional penting. Antara lain: Pertemuan Pengurangan Risiko Bencana, Mei 2022 yan diikuti 193 negara; Konferensi Internasional Para Pihak Konvensi Minamata tentang Merkuri, Maret 2022, diikuti 135 negara; Pertemuan Organisasi Parlemen Internasional, Maret 2022, diikuti 179 negara; Pertemuan Hari Pariwisata Dunia, September 2022, diikuti oleh negara-negara anggota Organisasi Pariwisata Dunia.

“Titiang mengajak Sameton Krama Bali sareng sami tetap waspada, tertib dan disiplin melaksanakan protokol kesehatan, serta mematuhi apa yang menjadi kebijakan Pemerintah. Permasalahan dan tantangan dalam masa Pandemi COVID-19 merupakan ujian berat, yang memerlukan keteguhan hati dan kesabaran revolusioner. Astungkara, atas paswecan Ida Bhatara Sasuhunan, Leluhur dan Lelangit sami, serta berkat kerjasama, gotong-royong, sinergi dan kolaborasi Kita meyakini, badai Pandemi COVID-19 segera berlalu,” pungkasnya. (Winatha/balipost)

BAGIKAN