dr. Ketut Suarjaya. (BP/Dokumen)

DENPASAR, BALIPOST.com – Pihak Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Bali terus melakukan tracing terkait temuan kasus Omicron di Surabaya yang disebut sempat berlibur ke Bali. Dalam perkembangan terbaru, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali, dr. Ketut Suarjaya, Senin (3/1/2022), menyatakan ada perbedaan data menginap dari para pasien ini saat berlibur ke Bali.

Setelah dilakukan investigasi dan tracing di lokasi tempat tamu menginap, sebuah vila di Sawangan, Nusa Dua, ungkap Suarjaya ternyata pasien Omicron ini dari catatan hotel menginap pada 11 hingga 15 Desember 2021. “Kasus positif yang di Surabaya itu, yang sebelumnya dinyatakan menginap di Bali tanggal 20 sampai 25 Desember, dari catatan yang ada di hotel itu ternyata tanggal 11 sampai 15 Desember,” ungkapnya.

Baca juga:  Harga BBM Naik Bisa Picu Inflasi, Ekonomi Bali Paling Terdampak

Ia mengatakan ada jarak yang cukup panjang, antara pasien berkunjung ke Bali dengan mengalami sakit dan positif Omicron. “Artinya kemungkinan masa inkubasi itu, bisa saja, bisa saja terjadi di luar Bali,” kata Suarjaya.

Meski ada kemungkinan itu, ia mengatakan pihaknya tetap melakukan tracing massif di seluruh tempat dimana pasien itu pernah berkunjung. Khususnya di hotel tempat menginap, sedang dilakukan tracing dan testing. “Sekaligus juga di tempat-tempat dia sempat berkunjung,” sebutnya.

Baca juga:  Soal Oknum Perbekel di Badung Terkena OTT, Penjabat Pemkab Belum Mau Komentar

Ia meminta masyarakat yang mengalami gejala-gejala influenza untuk segera periksa dan menjalani tes swab. Sejauh ini, diakui bahwa tracing di Bali sangat massif. Lebih dari 10 ribu orang per harinya. Baik itu, pelaku perjalanan, kontak erat, termasuk skrining pada pertemuan-pertemuan. “Hasilnya, ya… sebagian besar negatif sehingga kasus positif di Bali dalam beberapa minggu terakhir ini selalu landai dan pada angka 1 digit,” paparnya.

Ia berharap kasus terus landai dan tidak ada varian Omicron masuk ke Bali. Namun, pihaknya bersama Satgas COVID-19 terus melakukan upaya pencegahan, termasuk memperketat pintu masuk Bali, seperti Bandara dan pelabuhan. “Saya sudah koordinasi dengan semua jajaran, sampai ke kabupaten sampai ke puskesmas untuk melakukan surveilans dengan ketat agar kasus COVID ini benar-benar landai dan tidak meningkat,” tambahnya.

Baca juga:  Begini SOP Kedatangan ABK Pesiar yang Tiba di Bandara Ngurah Rai

Masyarakat juga diminta taat protokol kesehatan. Ia pun meminta masyarakat tak panik tapi tetap waspada karena virus masih ada. “Jangan abai dan tidak boleh lengah,” tegasnya. (Yudi Karnaedi/balipost)

BAGIKAN