Pesepak bola PS Jembrana menggirimg bola dikuntit lawannya dari Perseden Denpasar. (BP/Ist)

TABANAN. BALIPOST.com – PS Jembrana sebagai tim runner up Kompetisi Liga 3 Provinsi Bali, masih menunggu keputusan PSSI Pusat, guna lolos ke putaran nasional. Pasalnya, sejauh ini, Asprov PSSI Pusat belum menerima surat resmi yang menyatakan bahwa PS Jembrana meraih tiket ke putaran nasional.

Hal itu terkait beberapa provinsi yang tidak menggelar kompetisi liga 3, hingga tiap provinsi kemungkinan bisa lolos 2 tim ke putaran nasional, menyusul kurangnya kuota. “Untuk memastikan apakah PS Jembrana lolos, itu merupakan hak mutlak PSSI Pusat, dan kami belum menerima surat dari induk organisasi sepak bola di Tanah Air, sehingga yang pari lolos baru tim juara Perseden Denpasar,” tandas Exco Bidang Kompetisi PSSI Bali Putu Sugi Darmawan, di Tabanan, Rabu (5/1).

Baca juga:  Otoritas Kota Shanghai Tunda Ujian Nasional

Disinggung niat PS Badung U-17 yang ingin menjadi tuan rumah putaran nasional, Sugi menyatakan, setidaknya Bali harus menyiapkan 7 lapangan sepak bola, jika diikuti 34 provinsi. Ditambah lapangan pendamping untuk latihan. “Seandainya melibatkan 34 kontestan, dibagi dalam 7 grup, yang tiap pulnya dihuni 5 tim, terus dimana mencari lapangan pendampingnya?” tanyanya.

Selain itu, pengurusan izin juga panjang untuk menggelar hajatan nasional di saat pandemi COVID-19. Mulai dari Satgas COVID daerah ke provinsi, sampai ke nasional.

Baca juga:  Diminta Kosongkan Areal GOR Kebo Iwa, Prajuru Desa Adat Gianyar Datangi Pj Bupati

Bahkan, izin keramaian mulai dari Polres, Polda Bali, sampai ke Mabes Polri. “Pengurusan izin diperkirakan memakan waktu 3 pekan, belum lagi Liga 1 memakai lapangan di Bali. Padahal, putaran nasional Piala Soeratin U-17 sekitar akhir Januari,” beber dia.

Pada bagian lain, Wasekum PSSI Bali Nasser Atthamimy, menegaskan, pihaknya hanya menunggu surat resmi PSSI Pusat yang menerangkan PS Jembrana atau tim runner up merebut tiket putaran nasional. “Bahkan, beberapa provinsi sedang menggulirkan Liga 3 dan belum tuntas,” kilahnya. (Daniel Fajry/balipost)

Baca juga:  Bali Era Baru, Kembali ke Jati Diri Masyarakat Bali
BAGIKAN