DENPASAR, BALIPOST.com – Tumpek Uduh yang jatuh pada Sabtu (7/10), dapat dimaknai dengan implementasi Tri Hita Karana. Tumpek Uduh mencerminkan pelaksanaan Tri Hita Karana untuk harmonisasi hubungan antara manusia dengan lingkungannya dan hubungan antara manusia dengan Tuhan sebagai pencipta alam semesta.

“Saya tidak tahu apakah masyarakat kita sekarang masih melaksanakan upacara Tumpek Uduh secara utuh. Kan sering sekali sekarang ada modifikasi, karena ada pengaruh-pengaruh dari luar,” ujar Prof. Dr. Dewa Putu Widjana, DAP&E., Sp.Park., Rektor Universitas Warmadewa, Sabtu (7/10).

Baca juga:  Hadiri Hut ST Bhakti Pertiwi ke-41, Wabup Suiasa Ajak Sekaa Teruna Laksanakan THK

Oleh karena itu, ia mengatakan orang Bali tidak bisa menutup diri dari budaya asing. Namun harus mampu menyiapkan filter.

Dengan demikian, lanjutnya, budaya asing yang masuk ke Bali justru dapat memperkuat budaya lokal yang ada. “Belum tentu semua jelek. Yang bagus kenapa kita tidak adopsi untuk memperkuat budaya lokal kita,” tandasnya. (Citta Maya/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *