Beberapa penari saat pentas dalam kesenian prembon di Banjar Sampalan Desa Adat Dalem Setra Batunggul. (BP/Istimewa)

SEMARAPURA, BALIPOST.com – Kesenian prembon kini kembali ditampilkan oleh Sabha Yowana Banjar Sampalan, Desa Adat Dalem Sentra Batununggul, Nusa Penida. Pihak desa adat sangat mendukung upaya pelestarian ini, agar kesenian ini mampu dibangkitkan kembali.

Tampilnya kesenian ini diharapkan menjadi tonggak bangkitnya kembali kesenian khas desa adat setempat, yang hilang seiring perkembangan zaman. Prembon merupakan kesenian dramatari yang memadukan seni tari, metembang dan bertutur.

Meski tingkat kesulitan yang rumit, Sabha Yowana (SB) dari Yowana Banjar Sampalan, Desa Adat Dalem Setra Batununggul mampu menyuguhkan drama tari tersebut dengan cukup baik. Penampilan perdana tersebut, merupakan rangkaian upacara Ngadegang yang digelar selama 11 hari.

Baca juga:  Rumah di Pesisir Pantai Disambar Petir

Pembina Tari, I Dewa Gede Ardha Kencana saat dikonfirmasi, Sabtu (8/1) menyampaikan pementasan dramatari prembon mendapat respons antusias dari masyakarat yang menonton. Warga yang menonton dibuat kagum, karena kesenian ini sudah lama tidak lagi dipentaskan. Respons demikian, sejalan dengan keseriusan para seniman dalam latihan. Dewa Ardha mengatakan dalam latihan, pihaknya lebih memberikan eksplorasi kepada para penari.

“Porsi latihan kepada mereka hanya difokuskan dengan memberikan pakem saja. Selebihnya mereka melakukan mengimprovisasi diatas panggung. Saat memilih dramatari prembon sebagai sajian saat upacara Ngadegang, saya cukup bergairah dalam melatih. Porsi latihan pada pakem dan tentunya berguru pada para senior-senior kami,” katanya.

Baca juga:  Tari Baris Dadap Wajib Dipentaskan di Pura Kahyangan Tiga Desa Adat Les

Ia tetap melakukan monitoring terhadap perkembangan mereka, kemudian  memberikan motivasi dan kepercayaan tinggi agar tetap percaya diri saat tampil di atas panggung. Di luar dugaan dramatari ini mendapat respons cukup baik dari warga. Walaupun penampilan perdana, namun para penari dan seniman lainnya bisa tampil dengan maksimal.

Klian Banjar Sampalan, I Dewa Made Suarjana memberikan apresiasi kepada para penari. Kesenian ini sudah lama tidak ada yang mementaskan. Jadi ketika kesenian ini dipentaskan, ada kerinduan dari warga setempat. Khusus bagi para orangtua mereka seakan diajak bernostalgia, dan bagi pemuda ini adalah awal membangkitkan kesenian yang selama ini sudah tidak dipentaskan.

Baca juga:  Desa Keramas Gelar "Nuwur" Sasih Kalima

“Selanjutnya para penari harus meningkatkan kemampuan, untuk tampil pada event berikutnya. Ini membawa vibrasi yang bagus dalam pelestarian kesenian,” katanya.

Bendesa Adat Dalem Setra Batununggul I Dewa Ketut Anom Astika, menyampaikan terima kasih kepada Sabha Yowana yang telah mampu dan berhasil menampilkan dramatari prembon dengan baik. Ia berharap kesenian ini dapat terus dilestarikan, sebagai salah satu ikon kesenian Nusa Penida. “Saya terus mendukung upaya untuk  membangkitkan kembali kesenian yang yang nyaris punah ini, untuk kembali ditampilkan. Semoga ini menjadi tonggak bertumbuhnya kembali kesenian yang telah hilang,” tutup Anom Astika. (Bagiarta/balipost)

BAGIKAN