Trimafo Yudha (kanan) menunjukkan piagam Anugerah Bali Brand yang diterimanya. (BP/Febrian Putra)

DENPASAR, BALIPOST.com – Bicara cokelat yang berkualitas pastinya orang mengenal Swiss sebagai produsen cokelat bermutu tinggi. Sejumlah perusahaan pengolahan kakao dunia berasal dari berbagai kota di Swiss. Namun, negara ini tak menghasilkan kakao, tetapi terkenal sebagai produsen cokelat.

Berbeda halnya di Indonesia, khususnya Bali banyak petani cokelat namun sedikit yang mampu memproduksi. Hal ini yang melatarbelakangi berdirinya Pod Chocolate.

I Gusti Ayu Agung Inda Trimafo Yudha adalah sosok di balik kesuksesan Pod Chocolate. Di tanah kelahirannya di Desa Carangsari, Petang, Kabupaten Badung, Inda Trimafo sejak 2010 bersama suaminya mencoba mengolah cokelat yang awalnya tidak dimanfaatkan dengan maksimal.

“Saya bersama suami memulai dari nol. Dari tidak tahu buah cokelat (kakao) sampai sekarang memproduksi cokelat. Awalnya, suami saya melihat buah cokelat pertama di Papua. Saya pun tertawa ketika dia menceritakan itu, karena di desa kami di Carangsari itu dulu pohon cokelat tidak terawat dan berjatuhan,” tuturnya.

Baca juga:  Kelompok Baja Tani Kembangkan Pertanian Organik, Edukasi Generasi Muda Mau Bertani

Gek Inda sapaan akrab Trimafo Yudha ini mengakui cokelat menjadi oleh-oleh yang mudah dibawa dan disukai banyak orang, sehingga sang suami memiliki ide mengolah buah cokelat yang ada di sekitar Carangsari. “Kami bersama tim terus belajar, bereksperimen, riset dan try and error hingga bisa menghasilkan cokelat seperti sekarang,” katanya.

 

Baca juga:  Mencurigakan, Wanita Bercadar Hendak Masuk Mapolda Bali Diamankan

Gek Inda yang kini duduk sebagai Wakil Rakyat di DPRD Badung ini mengatakan Pod Chocolate memakai biji kakao yang masih fresh, sehingga menghasilkan rasa coklat premium yang tidak akan ditemukan di tempat manapun. Pod Chocolate memproduksi varian lengkap dari dark chocolate, non-dairy milk chocolate, dan white chocolate yang sepenuhnya plant-based.

“Dari tiga base, seperti dark chocolate, milk chocolate dan white chocolate dikembangkan menjadi 18 varian lebih. Jadi awalnya dipasarkan di Carangsari, karena keluarga kami mengembangkan wisata alam yang banyak dikunjungi wisatawan sejak tahun 90-an, jadi secara marketing cocok. Dari sana terus berkembang di Luwus, di Sanur, dan outlet-outlet lainnya,” jelasnya.

Baca juga:  Lagi, Hutan Lindung di Kintamani Terbakar

Gek Inda memulai bisnis cokelat dari nol dengan misi menduniakan cokelat Bali ini menjadikan Pod Chocolate menjadi salah satu penerima Anugerah Bali Brand yang diberikan Harian Bali Post. “Saya mengucapkan terima kasih kepada Bali Post Grup yang telah memberikan kepercayaan sebagai penerima Bali Brand. Dengan adanya penghargaan ini bisa memacu semangat kami untuk terus produktif,” ucapnya. (Parwata/balipost)

BAGIKAN