Pengarakan ogoh-ogoh digelar serangkaian Palebon Ida Cokorda Pemecutan XI, Selasa (18/1). (BP/eka)

DENPASAR, BALIPOST.com – Serangkaian upacara palebon Ida Cokorda Pemecutan XI di Puri Pemecutan, Denpasar, Jumat (21/1) mendatang, telah digelar beberapa upacara. Seperti yang dilakukan, Selasa (18/1), dilaksanakan ngreresik, ngentos lilit, munggah patrang, panca datu.

Juga digelar manah toya ning, ngajum, yang kemudian dilanjutkan masuci ke Pura Tambang Badung. Selanjutnya dilanjutkan dengan mapeed ogoh-ogoh dan pamuspaan, munggah bea, tarpana agung, pamuspan, dan penebus-nebusan. Pada kegiatan mapeed ini juga diiringi kelompok Rodat dari Kepaon.

Kegiatan pengarakan ogoh-ogoh yang dilakukan pada pukul 15.00 ini mendapat perhatian warga Denpasar. Bahkan, ketika melewati Patung Catur Muka, ratusan warga telihat setia menantinya. Tidak terkecuali, ratusan pegawai di lingkungan Sekretariat Pemkot Denpasar keluar ikut menonton prosesi salah satu rangkaian dari upacara palebon Cokorda Pemecutan XI ini. “Karena sudah dua tahun tidak nonton pawai ogoh-ogoh, jadi kangen pingin lihat ogoh-ogoh,” ujar salah satu ASN di Bagian Organisasi Setda Kota Denpasar, Alit Melani.

Baca juga:  Dampak Penghentian Sementara Visa Kunjungan, WNA di Bali Ajukan Izin Tinggal Terpaksa

Seperti diketahui, upacara palebon ini akan dikenal dengan istilah “Pratiwa Nyawa Ngasti Wedana”. Upacara ini akan dipuput oleh 11 sulinggih. Jumlah ini sama dengan upacara saat naik tahta Ida CokordaPemecutan XI pada tahun 1998 lalu, yang juga menggunakan 11 sulinggih. Selain itu, juga menggunakan bade tumpang 11.

Ketua Panitia Palebon, A.A. Ngurah Rai Sudarma di Puri Pemecutan mengatakan, pelaksanaan palebon tersebut merupakan petunjuk dari sulinggih. Dimana dalam pelaksanaan rembug terkait pelaksanaan palebon ini melibatkan sebanyak 7 sulinggih.

Baca juga:  Terus Turun, Kasus COVID-19 Nasional Bertambah Dua Ratusan

Rai Sudarma mengatakan Ida Cokorda Pemecutan XI mabiseka sebagai Raja Pemecutan pada tahun 1989. Beliau menggantikan ayahnya Ida CokordaPemecutan X yang lebar tahun 1986.

Rangkain palebon dimulai pada 2 Januari 2022 dengan prosesi ngalelet. Namun sebelum itu, pada 31 Desember 2021 akan digelar matur piuning, nyukat genah dan nanceb tetaring.

Dan tanggal 1 Januari 2022 digelar nunas tirta untuk masiram. Selanjutnya pada 17 Januari akan digelar ngardi toya siram melaspas eteh-eteh pasucian, panca datu, patrang, bendusa kembul.

Baca juga:  Pandemi COVID-19, Penjualan Avtur di Jatim dan Bali Nusra Anjlok

Sedangkan pada rangkaian puncak, yakni ngenjing, ngutang pering, baleman, teteh tabuh. Dilanjutkan dengan mabumi sudha, melaspas pamereman, lembu, dan panca rengga.

Setelah itu, barulah tedun layon dan berangkat ke Setra Badung. Prosesi ini menggunakan bade tumpang 11 dengan tinggi kurang lebih 18 meter.

Seperti diberitakan sebelumnya, pangelingsir Puri Pemecutan, Ida Cokorda Pemecutan XI lebar atau berpulang pada Rabu (22/12) lalu. (Asmara Putera/Balipost)

BAGIKAN