GIANYAR, BALIPOST.com – Dalam kondisi pandemi Corona (COVID-19), PDAM Gianyar atau Perumda Air Minum Tirta Sanjiwani (PAM TS) Gianyar mengalami penurunan pendapatan akibat pelangan berhenti. Direktur Utama PAM TS Gianyar, Ir Made Sastra Kencana, Jumat (21/1), mengatakan untuk menutupi biaya operasional PAM TS antara lain berupaya mencari pendapatan yang tertunda dengan memungut tungakan pelanggan yang sudah dicabut maupun tunggakan pelanggan yang masih aktif.
Diungkapkannya, berdasarkan data di PAM TS Gianyar jumlah pelanggan yang berhenti 2020 sebanyak 657 pelanggan. Pelanggan yang berhenti 2021 naik menjadi 1289 pelanggan. ” Pelanggan PAM TS Gianyar yang berhenti/di cabut 2021 naik hampir 2 kali lipat,” ucapnya.
Ia menjelaskan pelanggan yang berhenti tahun 2021 ini lebih banyak pelanggan skala rumah tangga. Dari 1289 pelanggan PAM TS yang berhenti antara pelanggan di Kecamatan Gianyar sebanyak 219 pelanggan, Kecamatan Blahbatuh sebanyak 158 pelanggan, Ubud sebanyak 194 pelanggan, Payangan 47 pelanggan, Tegallalang 128 pelanggan, Sukawati 295 pelanggan dan Kecamatan Tampaksiring sebanyak 232 pelanggan.
Sastra Kencana memaparkan pelanggan ini berhenti dengan alasan antara lain rumah kosong, usaha bangkrut, tidak mampu membayar selanjutnya memilih antara lain menggunakan air sumur. Pelanggan berhenti dan masih menunggak diberikan keringan untuk membayar tunggakan secara mencicil. “Peningkatan jumlah pelanggan yang berhenti praktis dan masih tingginya tunggakan membuat PAM TS Gianyar dihadapkan masalah penurunan pendapatan,” ucapnya.
Walaupun mengalami penurunan pendapatan, PAM TS tetap berupaya melakukan stabilitas pelayanan. Ini diikuti upaya efisiensi biaya listrik dan penghematan biaya Alat Tulis Kantor (ATK).
Penghematan juga dilakukan dalam perbaikan kerusakan atau kebocoran pipa. Kerusakan ringan kini ditangani pegawai PAM TS, hanya kerusakan berat yang ditangani rekanan atau mitra PAM TS.
Sastra Kencana menyampaikan seharusnya pendapatan PAM TS bertambah karena kewajiban penggunaan air tinggi seperti untuk cuci tangan, mandi, bahkan cuci pakaian lebih rutin saat pandemi covid-19. Kenyataannya, konsumsi air dari pelanggan PAM TS ini justru turun dan bahkan terjadi kenaikan jumlah pelanggan yang berhenti.
Made Sastra Kencana menambahkan tenaga di PAM TS juga dioptimalkan mencari pendapatan yang tertunda akibat tunggakan pelanggan. Awal tahun 2022 PAM TS tercatat memiliki tunggakan atau piutang mencapai Rp 1 miliar lebih. “Pada triwulan pertama PAM TS menargetkan mencari tunggakan pelanggan sebanyak Rp 327 juta,” tegasnya. (Wirnaya/balipost)