Dua warga negara asing sedang melihat Pameran IKM Bali Bangkit Tahap 4 yang digelar di Art Center, Rabu (27/10/2021). (BP/Dokumen)

DENPASAR, BALIPOST.com – Gubernur Bali, Wayan Koster bersama Ketua Dekranasda Provinsi Bali, Ny. Putri Koster, membuka secara resmi Pameran IKM Bali Bangkit Tahap 1 Tahun 2022 di Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya, Denpasar, Kamis (20/1). Pameran ini dinilai positif guna membantu UMKM menggaet pasar saat pandemi.

Adalah Ida Bagus Adnyana merupakan pemilik Pertenunan Putri Ayu, Jumat (21/1) menyampaikan tampilan pameran IKM Bali Bangkit ini semakin rapi sehingga semakin optimal untuk menggarap pasar nasional maupun pasar lokal.

Dia memaparkan sama seperti pameran IKM Bali Bangkit akan membantu pemasaran produk IKM/UMKM di Bali dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi Bali dalam masa pandemi Covid-19. “Dekranasda Provinsi Bali menyediakan tempat pemasaran bagi UMKM Bali dengan tampilan yang tertata rapi dan brand yang kuat,” ucapnya.

Ia menjelaskan dalam pameran IKM Bali Bangkit banyak dikunjungi instansi terkait dan pengunjung lokal. Dalam pameran di Taman Budaya sangat layak menerima pengunjung wisatawan domestik yang berlibur ke Bali.

IB. Adnyana memaparkan UMKM yang tampil dalam ajang pameran IKM Bali Bangkit telah melalui seleksi yang ketat. Ajang ini betul-betul bermanfaat untuk
pengenalan produk inovatif termasuk produk langsung kepada konsumen. “Di samping ajang pengenalan produk, UMKM bisa melakukan tran￾saksi langsung dengan konsumen yang berkunjung ke lokasi pameran,” jelasnya.

Baca juga:  Kumulatif Kasus COVID-19 Bali Lampaui 7.100 Orang, Ini 5 Besarnya

Diakuinya, banyak UMKM di Bali yang mulai merangkak untuk bangkit akibat dampak pandemi. Ajang Pameran IKM Bali Bangkit yang menjembatani UMKM dengan pasar atau konsumen. “Pameran Bali Bangkit 2021 merupakan masa untuk UMKM bangkit dari pandemi, selanjutnya Pameran IKM Bali Bangkit Tahap 1 Tahun 2022 masa bagi UKM mulai untuk tumbuh,” tegasnya.

Adnyana berharap pemerintah bisa memberikan kesempatan masyarakat secara lebih luas untuk hadir dalam pameran IKM Bali Bangkit. “Kehadiran pengunjung lokal ini bisa dirangsang dengan pertunjukan seni dengan penonton yang bersifat terbatas dan prokes yang ketat,” jelasnya.

Pameran ini juga mendapat apresiasi dari pelaku IKM di Bangli. Salah satunya Jero
Mangku Eko Astana, pemilik usaha dupa Dubali 1. Menurutnya, pameran IKM Bali
Bangkit sangat membantu pelaku IKM untuk bisa mempromosikan dan menjual
produknya di masa pandemi Covid-19.

Pria asal Desa Jehem, Tembuku itu mengaku pernah mendapat kesempatan
mengikuti pameran IKM Bali Bangkit pada Juni tahun lalu. Meski secara umum
penjualan saat itu tidak banyak kemungkinan akibat dampak Covid-19, namun ia
tetap berterimakasih karena telah diberi kesempatan untuk ikut mempromosikan
produknya.

Mangku Astana mengatakan pameran IKM Bali Bangkit memiliki konsep istimewa dan berbeda dengan pameran pada umumnya. Peserta yang ikut dalam
pameran IKM Bali Bangkit dipilih yang benar-benar perajin, yang memproduksi
langsung produk, bukan sekedar jualan.

Baca juga:  Ratusan IKM Lolos Kurasi Pameran PKB XLVI

Dalam pameran IKM Bali Bangkit,bpelaku IKM bisa mempromosikan produk
dengan jangkauan yang lebih luas. “Dari segi tatanan dekorasi, juga saya rasakan
lebih modern,” kata Mangku Astana.

Dia pun berharap ke depan pameran IKM Bali Bangkit bisa terus digelar sehingga IKM di Bali dapat bangkit dan bertahan di tengah situasi pandemi seperti
sekarang. “Secara pribadi kami berterimakasih kepada Pemerintah Provinsi Bali
yang telah peduli, dalam situasi Covid-19 kami masih diberi ruang dan kesempatan untuk mempromosikan dan menjual produk kami,” tegasnya.

Sementara itu, agar produknya bisa terus bertahan dan bersaing di pasaran,
Mangku Astana selama ini terus berupaya berinovasi dan tetap menjaga kualitas
produknya. Ia juga berupaya mengikuti selera pasar.

Dia mencontohkan karena daya beli menurun, konsumen kini lebih dominan mencari produk dupa yang murah. “Kami buatkan kemasan yang lebih ekonomis,”
pungkasnya.

Dampak positif itu salah satunya amat dirasakan Nyoman Sudira, pelaku usaha
Pertenunan Astiti di Banjar Jero Kapal Desa Gelgel, Klungkung. Ia mengaku mengikuti Pameran IKM Bali Bangkit itu, sejak pertama kali digagas Ketua Dekranasda Bali Putri Suastini Koster.

Dari pameran tersebut, ia mengaku banyak memperoleh manfaat, sehingga bisa berupaya keluar dari tekanan pandemi yang telah meredupkan daya beli masyarakat dalam dua tahun terakhir. Selain menjual hasil produksinya, ia juga bisa kembali memperkenalkan produknya, endek dan songket hingga aneka kebutuhan pakaian adat secara lebih luas.

Baca juga:  UKM Harus Didorong Segera Bangkit

“Pameran Bali Bangkit ini, telah mampu memulihkan serta merevitalisasi perekonomian para pengrajin kesenian Bali pascapandemi Covid-19 seperti kami. Ini memberikan kesempatan bagi pelaku UKM di Bali untuk mempromosikan berbagai produk unggulannya,” kata Sudira, Jumat (21/1).

Kini, Sudira mengatakan sudah bisa perlahan bangkit lagi. Tentu dengan ragam inovasi dan penyesuaian cara pemasaran secara digital. Di tengah situasi ini,
Sudira pun melirik cara-cara baru dalam pemasaran, yakni dengan memanfaatkan
pemasaran online, maupun media sosial.

“Kami juga menerima order menjahit. Sehingga banyak pegawai dari berbagai
daerah ke sini. Jadi, selain beli kain juga bisa langsung dijahit di sini. Udeng, saput,
selendang dan lainnya kebutuhan busana adat Bali tersedia,” kata Sudira.

Pertenunan Astiti juga menerima order endek dengan motif logo yan dari
lembaga/kantor yang bisa dibuat sendiri di tempatnya. Ini juga banyak diminati
pelanggan, sehingga pesanan endeknya mulai stabil, karyawan pun bisa bekerja
kembali. Ia juga merasa terbantu dengan adanya Pergub yang mewajibkan
pemakaian kain endek. Ini sangat berdampak terhadap pesanan kain endek di
tempatnya. (Wirnaya/Dayu Swasrina/Bagiarta/balipost)

BAGIKAN