Dua perempuan dan 3 anak-anak diamankan Satpol PP Klungkung karena mengemis. (BP/gik)

SEMARAPURA, BALIPOST.com – Petugas Satpol PP Klungkung hampir setiap hari melakukan penertiban terhadap gepeng alias pengemis. Setelah dipulangkan ke tempat asalnya di Karangasem, gepeng yang sama justru balik lagi, tersebar di setiap traffict light di Klungkung.

Kepala Satpol PP Klungkung, Putu Suarta, ditemui Selasa (25/1), mengaku cukup kewalahan menertibkan gepeng. Ia pun menyampaikannya dalam rapat koordinasi Satpol PP Provinsi Bali.

Suarta mengatakan pihaknya hari ini mengamankan lima gepeng. Mereka adalah Ni Kadek Ariani (30), Ni Ketut Wati (27), sisanya anak-anak masing-masing berinisial I KA (5), IGP (10) dan GPU (5).

Baca juga:  Aktivitas Tambang Ilegal Marak di Eks Galian C Gunaksa, Ditemukan Sejumlah Alat Berat

Mereka merupakan wajah-wajah lama yang sudah berulang kali ditertibkan dan dipulangkan petugas Satpol PP. “Sekarang mereka malah berani melawan petugas. Bahkan, ada yang nekat mengancam tidak mau pulang, kalau motornya tidak dikembalikan,” kata Suarta.

Pihaknya mengaku tidak bisa berbuat lebih jauh. Karena kapasitasnya di kabupaten hanya sebatas melakukan penertiban. Beberapa di antaranya juga sempat ditindak dengan tipiring.

Namun, bukannya jera, para gepeng ini malah semakin banyak. Selain di setiap traffic light, gepeng yang menyertakan bayi hingga anak-anak ini juga masih saja ditemukan di lingkungan Pasar Senggol maupun Pasar Umum. “Saya kadang kasihan lihatnya, khususnya bayi yang digendong itu sampai hitam karena panas di pinggir jalan. Sementara yang gendong putih bersih sekali,” ungkap Suarta.

Baca juga:  Menjaga Bumi, Melindungi Generasi Bali

Melihat fenomena ini, Suarta berharap ada penanganan yang sinergis dari semua daerah sampai tuntas ke akar-akarnya. Sebab, jika itu tidak ada, penanganannya akan terus menerus seperti ini. Terkesan tidak efektif, hanya mengulang-ulang tindakan yang sama dalam melakukan penertiban.

“Nanti ada rapat koordinasi di Sat Pol PP Provinsi. Saya akan sampaikan permasalahan ini. Semoga ada solusi lain yang bisa lebih efektif mengatasi masalah ini,” tutup Suarta.

Baca juga:  Permintaan "Uyah Kusamba" Naik, Bupati Suwirta Minta Petani Garam Tingkatkan Produksi

Perkembangan gepeng ini belakangan memang semakin meresahkan masyarakat, khususnya pengguna jalan. Jumlahnya malah semakin banyak, dengan dalih tidak ada pekerjaan sejak terjadi pandemi COVID-19.

Mereka sebagian besar berasal dari Karangasem, seperti daerah Muntigunung. Tidak hanya di Klungkung, para gepeng ini juga mulai tersebar di kabupaten lainnya dan di Kota Denpasar.

Gaya mereka semakin beragam. Tidak hanya menggendong bayi, tetapi juga dengan dalih mengamen berpakaian adat, lengkap dengan membawa sound system. (Bagiarta/balipost)

BAGIKAN