Kotoran gajah yang sudah diolah dan diwarnai siap digunakan untuk pembuatan kertas. (BP/iah)
CHIANG MAI, BALIPOST.com – Tak hanya konservasi, di Chiang Mai, kotoran gajah pun dijadikan kertas ramah lingkungan. Salah satu industri pengolahan kertas dari kotoran gajah ini adalah Elephant PooPoo Paper Park.

Menurut Cee, salah satu staf edukasi di taman tersebut, terdapat hampir seribu gajah di Chiang Mai. Satu gajah bisa buang kotoran sebanyak 20 kali dalam sehari. “Jadi bayangkan berapa banyak kotoran yang dihasilkan gajah-gajah di Chiang Mai ini jika didiamkan begitu saja,” ujarnya, Minggu (9/10) saat memberikan penjelasan pada peserta Tur Edukasi Agen Perjalanan Thai Airways 2017.

Baca juga:  Thai Airways Gelar Tur Edukasi Agen Perjalanan 2017

Berangkat dari pemikiran itu lah, pengolahan kotoran gajah menjadi kertas ini mulai dikembangkan. Taman yang mengolah kotoran gajah ini, lanjut Cee, tidak memiliki gajah. “Kotoran kami beli dari para mahout maupun taman konservasi yang ada di Chiang Mai. Jadi, mereka bisa memperoleh penghasilan untuk memberi makan gajah,” paparnya.

Cee saat memberikan penjelasan pada peserta Tur Edukasi Agen Perjalanan Thai Airways 2017. (BP/iah)

Sebelum diolah menjadi kertas, terlebih dulu kotoran gajah dijemur hingga kering. Kemudian dicairkan dengan cara merebusnya 2-3 jam. Dilakukan perebusan hingga beberapa kali kemudian dihilangkan airnya hingga membentuk bola-bola yang bisa diberi warna agar lebih menarik. Untuk mewarnai, digunakan pewarna natural dari alam sehingga kertas yang dihasilkan ramah lingkungan dan bisa didaur ulang kembali.

Baca juga:  Olah Sampah Plastik, Purwana Hasilkan Wayang Kontemporer

Setelah menjadi kertas, akan diolah lagi menjadi souvenir, seperti buku, kipas, amplop, dan kertas surat.

Sejumlah produk souvenir yang dihasilkan dari kotoran gajah. (BP/iah)

Sementara limbah dari kotoran yang sudah diolah tersebut dijadikan pupuk dan dialirkan untuk mengairi tanaman pisang yang ada di sekitar taman itu. “Pisang ini nantinya kami berikan ke para pemelihara gajah sehingga mereka memiliki makanan untuk gajah,” cetusnya. (Diah Dewi/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *