Bupati Suwirta saat turun ke salah satu rumah warga dalam rangka evaluasi bedah desa di Desa Kusamba. (BP/Istimewa)

SEMARAPURA, BALIPOST.com – Penanganan kemiskinan membutuhkan keseriusan, ketulusan dan konsisten. Serius melakukan koordinasi ke beberapa pihak atau sektor yang terlibat baik langsung maupun tidak langsung dan mengambil peran dalam melakukan penanganan kemiskinan.

Pekerjaan memotivasi KK Miskin untuk mampu terangkat dari situasi kemiskinan juga membutuhkan ketulusan dan kesabaran. Dan perlu disadari, masalah kemiskinan adalah masalah sosial dan akan selalu ada, maka dibutuhkan sikap konsisten dalam upaya penanganan bersama.

Demikian situasi yang tergambar dari perjalanan kegiatan lapangan dalam rangka evaluasi program Bedah Desa yang dipimpin langsung Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta, di Desa Kusamba, Jumat (21/1).

Kegiatan Evaluasi bedah desa dilaksanakan untuk mengetahui apakah program bedah desa yang telah dilaksanakan tahun sebelumnya menunjukkan manfaat. Evaluasi kali ini difokuskan ke upaya penanganan kemiskinan yang disinkronkan dengan program RLTH Kementerian Sosial. Dalam pelaksanaan kegiatan, dari 40 KK miskin yang mendapat RTLH, diambil 15 sample untuk dikunjungi tersebar pada 5 dusun di Desa Kusamba.

Baca juga:  Pulau Jawa-NTB Dilanda Suhu Panas

Dimana pada saat dikunjungi, hampir semua KK miskin yang mendapat rehab rumah, sudah terselesaikan. Kemudian mengenai aspek pemberdayaannya, sebagian sudah nampak berkegiatan sebagaimana bantuan yang dimohonkan sebelumnya, misalnya kerajinan pemahat Kayu.

Selain mengunjungi KK Miskin, Bupati Suwirta juga meninjau infrastruktur yang ada di Desa Kusamba, dalam tinjauannya Bupati mendapati ada ruas jalan yang menjadi perhatian yakni Jalan sebelah barat pasar Kusamba menuju Pantai Monggalan mengalami kerusakan, karena sering terendam ketika hujan lebat. Mengetahui hal tersebut, Bupati Suwirta menugaskan instansi terkait untuk segera menindaklanjuti hal tersebut.

Baca juga:  Ringankan Beban Masyarakat, Pemkab Klungkung Gelar Pasar Murah

Sebagai catatan, dari pengamatan di lapangan didapati beberapa hal. Bahwa kemiskinan dapat dikategorikan kemiskinan permanen dan kemiskinan tidak permanen. Kemiskinan permanen adalah yang tidak dapat diberdayakan yaitu bagi mereka penyandang difabel, orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) dan para lansia.

Mereka ini memerlukan perhatian permanen dari aspek kesehatan, tempat tinggal yang layak maupun kebutuhan pangan. Sementara yang tidak permanen adalah mereka yang masih usia produktif dan dapat diberdayakan, sehingga mampu keluar dari situasi kemiskinan.

Hal inilah memerlukan upaya bersama mulai dari peran kepala dusun, kepala desa dan seterusnya untuk membangkitkan semangat mereka. “Ada perbedaan karakter KK miskin antara satu desa dengan desa yang lain. Ada yang terbuka, dan terkesan siap menerima pemberdayaan. Namun tidak sedikit yang susah diajak komunikasi. Dan sebagian besar KK miskin belum mendapat pendidikan yang layak, bahkan ada yang tidak sekolah,” ujar Bupati Suwirta.

Baca juga:  Akhirnya, Denpasar Buat Keputusan Soal Pawai Ogoh-ogoh

Hadir dalam Kegiatan Evaluasi bedah desa, Kepala Baperlitbang Anak Agung Gede Lesmana, Kadis PUPRPKP I Made Jati Laksana, Kadis Sosial I Gusti Agung Putra Mahajaya, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Luh Ketut Ari Citrawati, Kabag Perekonomian dan Pembangunan I Nyoman Sidang, Camat Dawan I Dewa Gede Widiantara, Perangkat Desa Kusamba serta intansi terkait lainnya. (Adv/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *