literasi
Hizbullah. (BP/may)

TABANAN, BALIPOST.com –  Tingkat literasi masyarakat akan layanan jasa keuangan (LJK) masih rendah. Hal itu menyebabkan masyarakat mudah tertipu dengan investasi bodong.

Di Bali tingkat literasi atau pemahaman Tentang LJK baru 37 persen. Padahal tingkat inklusinya mencapai 76 persen. Artinya, telah banyak masyarakat yang menggunakan LJK namun tidak paham tentang produk yang digunakan, risiko, keuntungan, dll.

Kepala OJK Bali Nusa Tenggara, Hizbullah, Jumat (13/10), mengatakan, salah satu tujuan dibentuknya OJK adalah untuk melindungi kepentingan konsumen atau masyarakat. “Hal ini penting, karena sampai saat ini masih banyak masyarakat yang tertipu. Padahal banyak diinformasikan media di media massa,” tandasnya.

Baca juga:  Jembrana Tak Hanya Jalur Perlintasan, Banyak Potensi yang Bisa Diangkat

Oleh karena itu, OJK berupaya selalu mengedukasi masyarakat. Namun sifat manusia yang ingin memiliki lebih banyak, tergiur dengan bunga tinggi, tergoda ming-iming. Sehingga banyak yang tertipu tidak hanya dari kalangan menengah ke bawah tapi juga dari kalangan menengah ke bawah.

“Yang perlu ditingkatkan adalah literasi, pengetahuan masyarakat kita supaya tidak tertipu dengan bunga tinggi dan hadiah-hadiah. Itu yang perlu kerjasama OJK dengan media,” tandasnya.(citta maya/balipost)

Baca juga:  Meninggal Senin Dini Hari, Pasien Berstatus "Probable" Tunggu Hasil Swab COVID-19
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *