rabies
Petugas Disnak dan aparat Desa Bebetin, Kecamatan Sawan melakukan eleminasi anjing liar. (BP/mud)
SINGARAJA, BALIPOST.com – Puluhan ekor anjing liar di Desa Bebetin, Kecamatan Sawan di eleminasi petugas Dinas Pertanian (Distan) bersama aparat desa setempat Jumat (13/10).

Eleminasi dilakukan karena tingginya kasus gigitan anjing di daerah ini. Bahkan kasus terbaru, seorang warga meninggal dunia akibat suspack rabies. Selain itu, eliminasi juga untuk menghentikan kasus gigitan anjing yang berpotensi menularkan penyakit rabies kepada manusia.

Anjing tersebut di eleminasi dengan tulup, dengan amunisi spite jarum berisi cairan racun. Eliminasi anjing ini berdasarkan kesepakatan warga. Namun warga yang menolak anjingnya di eleminasi agar mengandangkan anjing dengan baik.

Baca juga:  Kampus IT Terbaik di Bali, INSTIKI Cetak 517 Sarjana Komputer dalam Wisuda XXII

Penuturan seorang warga Nyoman Astika, belakangan ini di desanya sering terjadi gigitan anjing. Ada beberapa ekor anjing yang berkeliaran di jalan umum dan kawanan anjing yang tidak jelas pemiliknya itu sering mengejar warga atau pengendara yang melintas di jalan.

Kekhawatiran akan rabies akhirnya membuat Astika mendukung dan merelakan dua ekor anjing peliharaanya dieleminasi. Padahal, dua ekor anjing yang dipeliharanya hampir empat tahun itu rutin di vaksin ke petugas dokter hewan.

Baca juga:  Meningkat Signifikan, Jumlah Naker Asing di Gianyar

Senada diungkapkan Made Suarma. Dia mengaku, tadinya tidak ingin membunuh anjing peliharaannya. Setelah didatangi petugas yang memberikan penjelasan bahwa anjing liar berpotensi menularkan rabies dan juga kalau menggigit orang lain, maka dirinya harus bertanggungjawab.

Sementara itu Kelian Dusun (Kadus) Bengkel I Made Ardana mengatakan, saat ini ada sekitar 60 kali kasus gigitan anjing dan satu orang telah meninggal dunia yang diduga suspack rabies. Tidak saja orang dewasa, anak-anak akhir-akhir ini banyak melapor kalau pernah tergigit anjing. Kejadian ini banyak ditemukan di Kelompok Munduk Pule, Dusun Bengkel.

Baca juga:  Gubernur Koster Ajak Krama Bali Rayakan Tumpek Krulut

“Setelah kita sosialisasi dan menyadarkan warga dengan pemutaran film bahaya rabies, hari ini kami eliminasi dan ini sudah kesepakatan dan demi kenyamanan bersama eleminasi ini dilakukan, apalagi di daerah kami masuk zone merah penularan rabies,” jelasnya. (mudiarta/balipost)

 

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *