TABANAN, BALIPOST.com – Hari raya Galungan tinggal beberapa minggu lagi. Namun harga babi di tingkat peternak ternyata masih stabil di kisaran rendah. Harga ini menyebabkan petani tidak mendapatkan keuntungan yang berarti dari usaha ternak babi.
Salah satu peternak babi Tabanan, I Gusti Putu Winiantara, Minggu (15/10), mengatakan saat ini harga babi per kilogram hidup masih berada di kisaran Rp 23 ribu hingga 24 ribu. Harga ini, kata dia, tidak mendapatkan keuntungan yang berarti bagi peternak. Sebab biaya operasional hampir menyamai harga jual babi.
Jika dihitung, selama lima bulan biaya yang dikeluarkan petani sekitar Rp 2.2 juta dengan rincian harga bibit 600 ribu per ekor dan biaya pakan Rp 1600 per ekor per sekali makan. “Itupun kalau babinya selamat hingga besar. Jika kira-kira berat panennya 100 kilo maka harga jualnya Rp 2.4 juta sehingga untung hanya Rp 200 ribu selama lima bulan,” ujar Winiantara.
Penghasilan ini belum dipotong dengan biaya tenaga selama memelihara. Sehingga keuntungan petani semakin tipis. Winiantara mengatakan harga saat ini memang sudah lebih baik dibandingkan hari Galungan lalu dimana harganya terganggu oleh isu penyakit meningitis. “Galungan lalu harga jatuh hingga Rp 21 ribu per kilogram hidup. Sekarang sudah seperti semula hanya tetap tidak memberikan keuntungan bagi petani,” ujarnya.
Usaha ternak babi semakin sulit karena harga pakan semakin naik dimana polard gandum naik dari Rp 165 ribu menjadi Rp 178 ribu per sak, dedak dari Rp 2500 per kilogram menjadi Rp 3000 kilogram dan carun 551 harganya naik dari Rp 4000 menjadi Rp 4500 per kilogram.
Galungan kali ini diharapkan harga naik dari harga sekarang. Namun Winiantara sedikit pesimis dengan kemungkinan kenaikan harga Galungan ini. “Pasti ada kenaikan. Tetapi paling naik Rp 1000 per kilogram,” ujarnya. (Wira Sanjiwani/balipost)