BANGLI, BALIPOST.com – Bangli jadi satu-satunya kabupaten di Provinsi Bali menyandang zona risiko rendah atau zona kuning penyebaran COVID-19. Pemkab Bangli berharap ini bisa dipertahankan bahkan diupayakan agar bisa kembali ke nol kasus atau zona hijau.
Humas Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Bangli, I Wayan Dirgayusa, Rabu (9/2) mengatakan zonasi daerah risiko penyebaran COVID-19 tiap daerah ditentukan oleh Satgas di pusat. Ada banyak indikator yang dipakai untuk menentukan zona risiko COVID. “Saya juga kurang tahu standarnya. Tapi standar dasar yang dipakai adalah rata-rata jumlah kasus terkonfirmasi di desa,” jelasnya.
Dengan menyandang zona kuning, menurut Dirgayusa Bangli kini harus bergerak ke zona hijau. Untuk menekan angka kasus agar bisa kembali ke nol kasus, strategi yang dilakukan adalah dengan mengedepankan edukasi kepada masyarakat.
Kadis Kominfosan Bangli ini mengaku pihaknya telah membuat rekaman edukasi tentang COVID-19 yang akan dibagikan ke masing-masing desa. rekaman edukasi itu berisikan penjelasan ciri-ciri atau gejala terpapar covid dan pencegahannya yang harus dilakukan.
Edukasi dianggap penting dan efektif untuk menekan kasus COVID-19 di masyarakat. “Di situasi (pandemi) yang lama seperti sekarang ini, pilihan Bapak Bupati (Sang Sedana Arta, red), selaku Kasatgas, edukasi kepada masyarakat yang sekarang diutamakan,” jelasnya.
Selain edukasi, langkah lainnya adalah percepatan vaksinasi dosis ke III atau booster. Dirgayusa mengatakan Bupati telah memerintahkan OPD terkait untuk melakukan percepatan vaksinasi booster.
Menurutnya satu-satuya cara untuk meningkatkan kekebalan masyarakat dari paparan COVID-19 adalah dengan pemberian vaksin booster. “Dinas Kesehatan sudah menyiapkan tim vaksinasi dan jadwal vaksinasinya juga sudah selesai dan sudah dishare ke masing-masing desa,” ujarnya.
Dalam upaya mencegah meluasnya penyebaran kasus, Gugus Tugas juga memperketat pengawasan pengawasan terhadap kasus aktif yang saat ini menjalani isolasi di desa dengan memanfaatkan rumah masing-masing. Mereka yang menjalani isolasi juga diberikan pelayanan peningkatan kualitas kesehatan oleh OPD terkait. “Selain itu upaya lain yang dilakukan adalah dengan pembatasan-pembatasan. Bapak Bupati sudah mengeluarkan SE terkait hal itu,” kata Dirgayusa. (Dayu Swasrina/balipost)