SEMARAPURA, BALIPOST.com – Minyak goreng di tingkat pengecer semakin langka. Ini terungkap dari pengakuan para pedagang di pasar tradisional, seperti Pasar Tradisional Galiran Klungkung. Para pedagang, Jumat (11/2) mengatakan, kelangkaan ini sudah terjadi sejak lima hari terakhir.
Meski sudah disikapi kebijakan pemerintah dengan menurunkan harga minyak, tetapi meski harga sudah tak melambung lagi, dampak kelangkaannya masih belum bisa teratasi. Ini membuat para pedagang ditingkat pengecer kelimpungan menyediakan kebutuhan minyak goreng yang biasa menjadi kebutuhan sehari-hari warga.
Di pasar ini, minyak goreng biasa diburu oleh masyarakat kecil maupun pedagang kaki lima, seperti penjual gorengan dan aneka jajanan. Para pedagang minyak eceran mengaku sudah lima hari terakhir pasokan minyak goreng ke tempatnya ngadat. Bahkan saat ini yang dijual adalah sisa stok lama yang dulu dibeli dengan harga mahal, kini terpaksa dijual dengan harga murah, sesuai aturan pemerintah.
Salah satu penjual minyak eceran, Ketut Sutriani, Jumat (11/2) mengatakan, pedagang pasar tradisional biasanya mengambil pasokan dari pengepul di Pasar Grosir atau didatangkan oleh sales. Namun tiga hari terakhir sudah tidak ada pasokan lagi. Setelah ditelusuri, ternyata pengiriman minyak goreng sudah tidak ada. Sehingga minyak ke pedagang kecil menjadi langka. Saat ini, di pasar, minyak goreng dijual seharga Rp 14.000 per liter dari harga pokok Rp 13.500.
“Harganya sudah normal. Tetapi sekarang stok tidak ada. Kami hubungi salesnya, juga bilang belum ada. Kosong sejak lima hari terakhir,” kata Sutriani.
Tidak hanya pedagang minyak goreng, para penjual makanan ringan, seperti gorengan juga merasakan kondisi kelangkaan minyak goreng ini. Salah satunya, Nurhayati, penjual gorengan di Seputaran Semarapura Klod Klungkung, mengaku pembelian minyak goreng dijatah oleh penjualnya di pasar. Sehingga pasokan dari satu pedagang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan usaha gorengannya setiap hari.
“Imbasnya, ukuran gorengannya dikecilkan sedikit. Karena harga dan stok minyak goreng belum stabil. Kalau naikkan harga gorengan, nanti tidak ada pembeli yang datang. Stok minyak goreng saya paling hanya cukup untuk hari ini saja,” keluh Nurhayati.
Sebelumnya, operasi pasar sudah sempat dilakukan pemerintah daerah setempat karena melambungnya harga minyak goreng. Setelah operasi pasar ini, harga minyak goreng bisa kembali stabil.
Saat ini pedagang kecil kembali berharap operasi pasar segera digelar. Karena dikhawatirkan ada yang sengaja menimbun stok minyak goreng, yang menimbulkan akses ke pasar tradisional menjadi langka. (Bagiarta/balipost)