TPA Suwung ditata menjadi ekopark. (BP/Dokumen)

JAKARTA, BALIPOST.com – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut B. Pandjaitan menyatakan bahwa penanganan sampah di Bali harus dilakukan secara keroyokan. Targetnya rampung sebelum pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 pada November depan.

Dalam keterangan tertulisnya, Selasa (15/2), Luhut mengatakan salah satu yang menjadi fokus saat ini yaitu tentang pengelolaan sampah di Denpasar, Badung, Gianyar, dan Tabanan (Sarbagita). “Jadi ini betul-betul kita harus keroyokan, waktunya ini tidak lama lagi. Ini juga menjadi kesempatan untuk Bali agar Bali menjadi bersih,” jelas Menko Luhut.

Ia mengatakan, berkaitan dengan penanganan sampah Sarbagita ini, isu yang perlu diperhatikan yaitu masih adanya timbunan sampah yang belum tertangani secar tuntas. Kemudian sekitar 900 ton/hari sampah Kota Denpasar masih sangat bergantung kepada TPA Suwung, ini mengakibatkan TPA Suwung semakin penuh.

Baca juga:  Sistem Berbasis 3R Tak Jalan, Penanganan Sampah Gunakan Insinerator Diperlukan

Untuk itu, TPA Suwung harus segera ditutup karena sudah tidak memungkinkan lagi untuk menerima masukan sampah baru. “Untuk itu pembangunan infrastruktur prioritas berupa 3 TPST dan 9 TPS3R di Denpasar akan didukung, tapi perlu dicarikan alternatif lokasi TPA sementara untuk Kota Denpasar sebagai pengganti TPA Suwung sampai sarana pengolahan sampah beroperasi secara penuh,” kata Menko Luhut.

Terkait pembangunan 3 TPST di antaranya TPST Padangsambian, TPST Kesiman Kertalangu, dan TPST Tahura, Direktur Jenderal Cipta Karya, Diana Kusumastuti mengatakan pembangunan akan dilakukan setelah adanya lelang dan ditargetkan selesai pada September mendatang. Untuk kebutuhan anggaran pembangunannya, Diana mengaku diperkirakan membutuhkan anggaran sebesar Rp 105 miliar yang direncanakan dibiayai melalui loan Improvement of Solid Waste Management to Support Regional Area and Metropolitan Cities (ISWMP). Pihaknya sudah menyurati bank Dunia agar mendapatkan persetujuan.

Baca juga:  Karya Danu Kertih Digelar Hari Ini

Di samping itu, Wali Kota Denpasar, IGN Jaya Negara melaporkan dengan dibangunnya 3 TPST, akan mampu menampung sampah sebanyak 1.024 ton per hari artinya jika 3 TPST tersebut dapat beroperasi di September, masalah sampah di Denpasar bisa teratasi.

Menyambut hal tersebut, Menko Luhut meminta pembangunan 3 TPST bisa lebih cepat diselesaikan dari target sebelumnya. Menurutnya hal ini harus ditangani secara darurat dan cepat agar Bali siap menjadi tuan rumah penyelenggaraan G20 Indonesia 2022.

“Saya minta Pak Wali Kota, Pak Gubernur, Pak Wamen LHK, kita semua bisa bahu membahu membantu Dirjen Cipta Karya untuk dapat memulai konstruksi 3 TPST. Saya harap kita kali ini harus kredibel. Jangan ada lagi masalah perizinan dipersoalkan. Kemudian timetablenya dibuat, kita saling kontrol satu sama lain, saling medorong, jika ada yang kurang kita saling memperbaiki agar ini cepat selesai,” tegas Luhut.

Baca juga:  Gedungnya Belum Ada, Dua Sekolah di Karangasem Ini Mulai Buka Pendaftaran Siswa

Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian yang turut hadir dalam rapat koordinasi pada Senin (14/2), juga mendorong penuh pengolaan sampah Sarbagita tersebut. Menurutnya yang masih menjadi masalah sampai saat ini adalah sisi hulu yaitu pengelolaan sampah pada tahap pengurangan sampah untuk sampai ke TPA.

Beberapa daerah di Bali dengan kategori kapasitas fiskal daerah (KFD) sangat tinggi masih menganggarkan pagu persampahan di bawah 1 persen dari total pagu belanja daerah. “ita perkuat di bagian hulu kemudian anggarannya pun perlu ditambah di bagian hulu ini. Karena partisipasi masyarakat untuk mengurangi sampah tersebut masih sangat rendah sekali, padahal ini sangat penting untuk mengurangi sampah menuju TPA,” kata Menteri Tito. (kmb/balipost)

BAGIKAN