Panitia Upacara Pitra Yadnya Kinembulan, Ngeroras, lan Nuntun Desa Adat Kusamba Tahun 2022 menggelar upacara majaya-jaya di Pura Puseh-Bale Agung setempat, bertepatan dengan Purnama Kasanga, Selasa (15/2). (BP/Istimewa)

SEMARAPURA, BALIPOST.com – Setelah sempat tertunda dua tahun karena pandemi COVID-19, Desa Adat Kusamba, Desa Kusamba, Kecamatan Dawan, Kabupaten Klungkung bakal menggelar ngaben massal pada Agustus 2022 mendatang. Menyongsong kegiatan bertajuk Upacara Pitra Yadnya Kinembulan, Ngeroras, lan Nuntun Desa Adat Kusamba itu, panitia melaksanakan upacara majaya-jaya di Pura Puseh-Bale Agung setempat, Selasa (15/2) bertepatan dengan Purnama Kasanga.

Bandesa Desa Adat Kusamba, AA Gede Raka Swastika menjelaskan upacara pitra yadnya kinembulan, ngeroras, lan nuntun merupakan program Desa Adat Kusamba tiap lima tahun yang telah diputuskan dalam paruman agung. Pertama kali program ini dilaksanakan pada 2015.

Seyogyanya, pada tahun 2020, program ini digelar untuk kedua kali. Namun, karena pandemi COVID-19 yang membatasi aktivitas masyarakat, program ini ditunda.

Baca juga:  Pasar Galiran Ditutup, Suwirta Lakukan Langkah Antisipasi Membludaknya Kunjungan di Pasar Seni Semarapura

“Melihat perkembangan situasi terkini, maka sesuai hasil rapat prajuru Desa Adat Kusamba pada 17 Januari 2022 di Balai Banjar Tengah diputuskan untuk menggelar upacara pitra yadnya kinembulan, ngeroras, lan nuntun pada Agustus 2022 ini,” beber Raka Swastika.

Menurut Raka Swastika, selain untuk membantu krama yang kurang mampu melaksanakan sendiri upacara ngaben, ngeroras, dan nuntun, upacara ini juga dilaksanakan untuk memperkokoh semangat kegotong-royongan dan kebersamaan krama yang dilandasi nilai-nilai pasidhikara, gilik saguluk salunglung sabayantaka, para sparo sarpana ya. Itu sebabnya, upacara ini tidak hanya dilaksanakan krama pamilet atau pamilik sawa, melainkan juga didukung seluruh krama adat.

Dukungan krama adat itu meliputi ayah-ayahan maupun paturunan (iuran) senilai Rp 100 ribu per krama. “Paturunan Rp 100 ribu per kepala keluarga (KK) itu sesuai keputusan paruman agung krama Desa Adat Kusamba pada 13 November 2019. Paturunan ini bukan ngencak sesana krama, tetapi justru meringankan beban krama dalam menunaikan sesana-nya,” ungkap Raka Swastika.

Baca juga:  Di Tengah Wabah Corona, Anak SD Meninggal karena DB

Raka Swastika berharap seluruh krama Desa Adat Kusamba bersatu dan guyub menyukseskan upacara pitra yadnya kinembulan, ngeroras, lan nuntun ini. Kesuksesan upacara mencerminkan apa yang menjadi tanggung jawab sang pratisentana bisa ditunaikan dan kasukertan desa adat juga bisa diwujudkan.

Ketua Umum Panitia Upacara, I Nengah Sumarnaya menjelaskan puncak upacara ngaben direncanakan pada 19 Agustus 2022, upacara ngeroras pada 31 Agustus 2022, sedangkan upacara nyegara gunung lan nuntun pada 3 September 2022. Namun, rangkaian upacara sudah dimulai pada 15 Juli 2022 yang ditandai dengan nyukat genah piyadnyan di pesisir Pantai Kusamba serta diakhiri pada 8 September 2022 dengan kegiatan ngelugar wewangunan.

Baca juga:  Destinasi Wisata, Nusa Lembongan Titik Terawan Peredaran Narkoba di Klungkung

Mengenai jumlah peserta upacara, Sumarnaya mengungkapkan para kelian adat banjar kini sedang mendata kembali krama di masing-masing banjar yang akan ikut serta. Untuk sementara, tiap peserta upacara ngaben direncanakan dikenai biaya Rp 7 juta per sawa, sedangkan biaya upacara ngeroras dan nuntun akan diputuskan kemudian.

Besaran biaya ini masih bersifat sementara karena masih menunggu kepastian jumlah peserta. Tapi, yang pasti, panitia akan berupaya menekan biaya seminimal mungkin sehingga krama tidak terlalu terbebani, tandas guru SMPN 1 Dawan, Klungkung itu. (kmb/balipost)

BAGIKAN