Sejumlah wisatawan asing berjemur di pinggir pantai Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika di Desa Kuta, Kecamatan Pujut, Praya, Lombok Tengah, NTB, Kamis (16/8/2018). (BP/Dokumen)

MATARAM, BALIPOST.com – Dinas Pariwisata Nusa Tenggara Barat memastikan ketersediaan kamar untuk wisatawan di wilayah itu masih cukup menjelang perhelatan MotoGP di Sirkuit Mandalika pada 18-20 Maret 2022. Sebab, di beberapa wilayah, akomodasi belum terisi penuh seperti di Mandalika.

“Memang untuk hotel bintang dan home stay di Mandalika sudah full. Tapi di luar itu seperti di Kota Mataram, Lombok Barat, Lombok Timur dan tiga Gili di Lombok Utara belum penuh,” kata Kepala Dinas Pariwisata NTB, Yusron Hadi di Mataram, Rabu (16/2), dikutip dari Kantor Berita Antara.

Ia menegaskan, saat ini ketersediaan akomodasi mulai dari hotel, homestay dan camping ground untuk mendukung ajang balap motor paling bergengsi di dunia itu mencapai 24.768 kamar. Jumlah ini, kata dia, belum termasuk dengan rumah susun sederhana sewa (Rusunawa) dan hotel terapung yang sedang disiapkan oleh PT Pelni mencapai 3.000 kamar dan perahu-perahu pinisi untuk mengisi kekurangan 100 ribu penonton.

Baca juga:  WPFSD, Bali Tawarkan Konsep Harmoni dalam Pembangunan Berkelanjutan

“Sekarang okupansi kamar kita itu baru 35 persen dari jumlah 24.768 kamar. Artinya masih banyak kamar yang belum terisi,” ujarnya.

Oleh karena itu, menurut Yusron, meski NTB masih kekurangan kamar hotel, pihaknya berharap wisatawan yang ingin menonton MotoGP di Sirkuit Mandalika pada Maret, tidak perlu khawatir. “Enggak perlu khawatir karena kamar masih cukup tersedia,” katanya.

Terpisah Kepala Dinas Perumahan dan Permukiman (Perkim) NTB Jamaluddin mengatakan, pihaknya sudah menyiapkan Rusunawa sebanyak 52 unit dengan 54 blok. “Satu tempat itu ada dua kamar dengan dua tempat tidur,” ujarnya.

Rusunawa ini, kata dia, tersebar di sejumlah wilayah NTB, baik di Pulau Sumbawa dan Pulau Lombok. Mulai dari Kota Mataram, Lombok Tengah, Lombok Timur dan Kabupaten Sumbawa. “Saat ini kita lagi inventarisir. Karena jumlah Rusunawa ini banyak tersebar, seperti di Pelabuhan Kayangan di Lombok Timur, Kampus Al Azhar dan Bintaro di Kota Mataram,” terang Jamaluddin.

Baca juga:  Retno, Dukun Palsu Pengganda Uang Ditangkap di Hotel

Menurut Jamaluddin, penggunaan Rusunawa ini untuk mensiasati kekurangan kamar hotel pada saat berlangsungnya MotoGP. Mengingat jumlah penonton sesuai keputusan pemerintah mencapai 100 ribu orang.

Hal ini juga sejalan dengan arahan pemerintah pusat melalui Kementerian PUPR yang memberi izin untuk pemanfaatan Rusunawa tersebut. Namun, tentunya Rusunawa yang belum berpenghuni. “Jadi kita siapkan ini untuk Rusunawa yang belum ada penghuninya. Kalau sudah ada ya mereka tetap tinggal disitu,” terang Jamaluddin.

Untuk pengelolaan Rusunawa tersebut, lanjut Kadis Perkim NTB ini, diserahkan sepenuhnya kepada pengelola. Termasuk dengan harga sewa, sehingga tidak ada campur tangan pemerintah dalam penentuan harga sewa tersebut.

Baca juga:  Tingkat Hunian Hotel Kembali Anjlok

Namun demikian harganya tidak boleh terlampau mahal. “Terkait harga sewa ini tidak akan berbeda dengan tarif homestay atau hotel kelas melati. Sewanya Rp250 ribu sampai Rp300 ribu, tapi belum diputuskan. Namun harga ini tergantung dengan fasilitas yang disediakan. Misalnya kamar dengan fasilitas AC tidak mungkin sama dengan yang menggunakan kipas angin,” jelasnya.

Sementara itu, terkait penjualan atau promosi Rusunawa ini dilakukan Dinas Pariwisata dengan melibatkan biro-biro perjalanan wisata sebagai pemasaran. Harapannya, Rusunawa ini bisa terjual untuk penonton MotoGP. “Jadi penonton ini jadi punya banyak pilihan untuk tempat menginap tidak mesti harus di hotel,” katanya. (kmb/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *