Para wanita mengenakan masker berjalan di distrik perbelanjaan di tengah pandemi penyakit virus corona (COVID-19) di Seoul, Korea Selatan, Jumat (9/7/2021). (BP/Dokumen Antara)

SEOUL, BALIPOST.com – Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korsel (KDCA) menyebutkan bahwa kasus harian COVID-19 di Korea Selatan untuk pertama kalinya tembus dari 100.000 orang di tengah penularan varian Omicron. Namun, angka kematian relatif rendah di negara itu, dimana sebagian besar penduduknya sudah menjalani vaksinasi anti virus corona.

Dikutip dari Kantor Berita Antara, Jumat (18/2), KDCA mengatakan ada 109.831 kasus baru COVID-19 yang dilaporkan pada Kamis (17/2). Dengan kasus baru tersebut, jumlah total kasus di Korsel hingga kini tercatat 1.755.809 orang.

Baca juga:  Cegah COVID-19 di Tempat Ibadah, TNI Pasang Belasan Wastafel 

Sementara itu, ada penambahan 45 orang yang meninggal sehingga jumlah keseluruhan kematian akibat COVID-19 di negara itu menjadi 7.283 jiwa. Pihak berwenang pada Jumat mengumumkan pembatasan jam operasi tempat usaha akan sedikit dilonggarkan, dari pukul 21.00 menjadi 22.00.

Beberapa aturan masih dipertahankan, termasuk pembatasan jumlah orang yang boleh menghadiri pertemuan pribadi, kewajiban mengenakan masker di tempat umum, serta keharusan memiliki sertifikat vaksin untuk memasuki banyak tempat usaha.

Aturan-aturan itu akan berlaku hingga setidaknya 13 Maret, kata para pejabat. Sebelumnya itu, yakni 9 Maret, Korea Selatan akan menggelar pemilihan presiden.

Baca juga:  Tutup Perbatasannya, Australia Umumkan Dana Bantuan Atasi COVID-19 Sebesar 38 Miliar Dolar

Namun saat jumlah kasus melonjak, Korsel telah menurunkan strategi penelusuran dan karantina. Strategi itu sebelumnya membantu Korea Selatan siaga lebih dini menghadapi kemunculan gelombang kasus COVID-19.

Sekarang, orang-orang yang terinfeksi virus corona –namun tidak terlalu banyak menunjukkan gejala atau tidak ada gejala sama sekali– dirawat di rumah sakit, bukan di fasilitas kesehatan.

Hanya warga yang masuk dalam kelompok-kelompok prioritas yang bisa mendapatkan fasilitas tes PCR gratis. Yang lainnya harus terlebih dahulu melakukan tes cepat antigen untuk mendapatkan diagnosis awal.

Baca juga:  Ekonomi AS Alami Penyusutan di Kuartal Pertama, Resesi Membayangi

Sejumlah pakar memperkirakan bahwa jumlah kasus harian sebenarnya bisa mencapai dua kali lipat atau tiga kali liat. Tetapi, pihak berwenang mengatakan sejauh ini kasus-kasus yang muncul masih bisa ditangani dan angka kematian relatif rendah.

Sedikitnya 59 persen dari 52 juta penduduk Korea Selatan telah menerima vaksin dosis booster (penguat). Secara keseluruhan, lebih dari 44 juta orang atau 86,2 persen penduduk sudah divaksin lengkap. (Kmb/Balipost)

BAGIKAN