DENPASAR, BALIPOST.com – Hujan dengan intensitas ringan – sedang melanda sebagian besar wilayah Bali, Senin (21/2). Kepala Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Denpasar, Cahyo Nugroho, menjelaskan penyebab Bali masih dilanda hujan, selain karena wilayah Bali saat ini sedang dalam periode musim hujan, juga karena Indeks ENSO di NINO 3.4 adalah -0.57. Faktor ini secara signifikan meningkatkan potensi hujan di Indonesia. Selain itu, MJO terpantau aktif di fase 3 (Indian Ocean) sehingga berkontribusi terhadap proses pembentukan awan hujan di wilayah Indonesia.
Faktor lain, yaitu labilitas lokal kuat mendukung proses konventif dan tebentuknya awan hujan di wilayah Bali. Terdapat pola belokan angin di wilayah Bali, sehingga berkontribusi terhadap proses pembentukan awan hujan. Selain itu, suhu mula laut di sekitar wilayah Bali berkisar antara 28-30 C. Suhu muka laut yang hangat dapat meningkatkan potensi penguapan di wilayah Bali. Di samping juga disebabkan masa udara basah terkonsentrasi dari lapisan permukaan hingga lapisan 700mb (3.100 m).
Dijelaskan, Bali merupakan salah satu wilayah yang saat ini berada pada kategori Hari Tanpa Hujan berturut-turut (HTH). Namun, secara umum HTH di Bali berada pada kategori masih ada hujan hingga kategori pendek (6-10 hari tidak turun hujan). Dimana, distribusi curah hujan di wilayah Bali secara umum antara 4.0 hingga 227.0 mm/dasarian.
Hingga 23 Pebruari 2022, BMKG memprediksi kondisi cuaca berpotensi hujan ringan-sedang di sebagian besar wilayah Bali pada pagi hingga malam hari akan terjadi. Angin umumnya bertiup dari arah Barat Daya – Barat dengam kecepatan berkisar antara 6 – 36 km/jam. Tinggi gelombang laut di Perairan Utara Bali berkisar antara 0.25 – 1 meter, di Perairan Selatan Bali, Selat Bali, dan Selat Lombok berkisar antara 0.5 – 2 meter.
“Waspadai potensi hujan lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang berdurasi singkat di sebagian besar wilayah Bali, serta potensi tinggi gelombang laut yang dapat mencapai 2 meter atau lebih di Selat Bali bagian selatan, Selat Badung, Selat Lombok bagian selatan, dan Samudera Hindia Selatan Bali,” ungkap Cahyo Nugroho, Senin (21/2).
Selain itu, BMKG menghimbau masyarakat agar tetap waspada dan berhati-hati terhadap dampak bencana yang dapat ditimbulkan dari cuaca ekstrem, seperti banjir, genangan air, tanah longsor, angin kencang, pohon tumbang dan kilat/petir. Masyarakat umum, nelayan dan pelaku kegiatan wisata bahari agar mewaspadai potensi gelombang laut yang dapat mencapai 2 meter atau lebih di sekitar perairan selatan Bali. (Winata/Balipost)