Ketua Yayasan Pendidikan Handayani Denpasar, Dr. Ida Bagus Radendra Suastama, SH.,MH., bersama Kepala LLDikti Wilayah VIII, Prof. Dr. Nengah Dasi Astawa, M.Si, pada acara Lokakarya Kurikulum STIMI Handayani 2022 di Kampus STIMI Handayani Denpasar. (BP/Istimewa)

DENPASAR, BALIPOST.com – Yayasan Pendidikan Handayani Denpasar sebagai penyelenggara Pendidikan Tinggi STIMI Handayani Denpasar selalu berupaya memberi yang terbaik kepada mahasiswa dan seluruh masyarakat, serta bangsa. Salah satu pemikiran yayasan ini pun diapresiasi oleh Kepala LLDikti Wilayah VIII, Prof. Dr. I Nengah Dasi Astawa, M.Si.

Menurut Prof. Dasi Astawa, salah satu pemikiran dari Yayasan Pendidikan Handayani Denpasar bahwa skripsi bukanlah merupakan satu-satunya syarat meraih kelulusan dan memperoleh gelar sarjana merupakan pemikiran yang kontekstual dan logis serta berdasar hukum. “Zaman berubah dan bergerak terus, jika kampus tidak responsif akan tertinggal. Untuk itulah saya apresiasi pemikiran dari Yayasan Pendidikan Handayani Denpasar ini,” tegas Prof. Dasi Astawa saat menghadiri Workshop kurikulum Kampus Merdeka di STIMI Handayani Denpasar, Kamis (24/2).

Baca juga:  Radendra dan Sadiartha Jabat Pengurus Pusat ABP-PTSI

Ketua Yayasan Pendidikan Handayani Denpasar, Dr. Ida Bagus Radendra Suastama, SH.,MH., mengatakan kurikulum sesungguhnya tidak kaku. Berbagai peraturan perundangan di bidang pendidikan tinggi, terlebih dengan Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), telah memberi payung hukum bagi keleluasaan perguruan tinggi melakukan inovasi dan kontekstualisasi kurikulumnya sesuai perkembangan.

Untuk itu, Radendra Suastama menegaskan bahwa Handayani Denpasar bertekad mengimplementasikan kemerdekaan belajar dan kampus merdeka tersebut sebaik-baiknya. Ini, d3mi terpenuhinya semua hak mahasiswa untuk memperoleh ilmu pengetahuan yang optimal sesuai minat, “passion”, dan talenta mereka. (Adv/balipost)

Baca juga:  Razia KTR, Belasan Perokok Terjaring
BAGIKAN