Ogoh-ogoh di Banjar Poh Gading, Ubung, Denpasar yang akan diarak pada pengerupukan nanti. (BP/eka)

DENPASAR, BALIPOST.com – Berubah-ubahnya aturan terkait boleh tidaknya pawai ogoh-ogoh serangkaian malam pangerupukan Nyepi Tahun Baru Caka 1944 tahun ini berdampak pada jumlah ogoh-ogoh yang diarak. Sejumlah desa di Denpasar bahkan dipastikan akan nihil akan arak-arakan ogoh-ogoh.

Berdasarkan data yang dihimpun Dinas Kebudayaan kota Denpasar, jumlah ogoh-ogoh yang ada di Denpasar sebanyak 215 yang tersebar di empat kecamatan.

Kadis Kebudayaan Kota Denpasar, Raka Purwantara yang dikonfirmasi, Sabtu (26/2) menyebutkan jumlah ogoh-ogoh yang ada di Denpasar mencapai 215 unit. Jumlah ini berdasarkan pendataan yang dilakukan dalam seminggu ini.

Baca juga:  Cegah PMK, Kapolsek Sambangi Penjual Hewan Kurban

Dilihat dari sebaran per kecamatan, terlihat di Denut terdapat 73 unit ogoh-ogoh yang akan diarak pada malam pangerupukan ini. Sementara di Dentim  terdapat sebanyak 69 ogoh-ogoh. Disusul di Kecamatan Denbar hanya ada  20 unit ogoh-ogoh. Sedangkan di Densel sebanyak 53 banjar membuat ogoh-ogoh.

Dari hasil pendataan yang dilakukannnya, beberapa desa ada yang nihil ogoh-ogoh, di antaranya di Kecamatan Dentim ada dua desa yang tidak ada ogoh-ogohnya, yakni Desa Sumerta Kaja dan Desa Sumerta Kelod. Di Kecamatan Denut, Desa Pemecutan Kaja dan Desa Dangin Puri Kangin juga nihil ogoh-ogoh.

Baca juga:  Warga Banjar Teba Menetralisir Energi Negatif dengan “Siat Yeh”

Sebelumnya, Bendesa Adat Sanur, I.B.Paramartha dalam rapat gabungan bersama MDA serta Forkompinda Denpasar menyebutkan di wewidangan Desa Adat Sanur juga tidak akan ada pawai ogoh-ogoh pada malam pangerupukan mendatang. Hanya, atraksi budaya akan tetap digelar, berupa makendang masal.

Ratusan kendang akan ditabuh bersamaan pada saat atraksi budaya di malam pangerupukan. Minimnya jumlah ogoh-ogoh pada Nyepi kali ini juga diakui Bendesa Adat Denpasar, A.A. Rai Sudarma.

Baca juga:  Sosialisasi Prokes, Sampai "Celuluk" Dilibatkan

Di wewidangan desa adatnya, hanya akan ada empat ogoh-ogoh. “Yang sudah melaporkan banjarnya membuat ogoh-ogoh pada tahun ini hanya empat banjar,” katanya.

Seperti diketahui, hasil rapat jajaran bendesa adat se-Kota Denpasar dengan MDA memutuskan untuk memberikan pawai ogoh-ogoh pada malam pangerupukan. Hanya dengan beberapa syarat, karena dalam kondisi pandemi COVID-19. (Asmara Putera/balipost)

BAGIKAN