Budi Gunadi Sadikin. (BP/iah)

DENPASAR, BALIPOST.com – Melandainya kasus COVID-19 dan menurunnya angka hospitalisasi dan kematian akibat penyakit ini membuat pemerintah menentukan strategi selanjutnya. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan pemerintah tengah menyusun strategi untuk mengubah status pandemi COVID-19 menjadi endemi.

Bahkan, dalam keterangan virtualnya disaksikan di kanal YouTube Sekretariat Presiden, Minggu (27/2), Menkes menyebutkan pihaknya sudah menyiapkan protokol dari pandemi ke endemi. “Kami juga mendapatkan arahan dari Bapak Presiden tadi atas masukan Bapak Menko mengenai strategi dari pandemi menjadi endemi, kita sudah siapkan protokolnya,” jelasnya.

Budi menjelaskan Presiden Jokowi meminta agar keputusan tersebut dipertimbangkan secara matang dengan memperhatikan berbagai pendekatan baik dari sisi sains, kesehatan, sosial, budaya dan ekonomi. “Arahan Bapak Presiden agar diterapkan dengan hati-hati dan agar pertimbangan saintifik-nya, pertimbangan kesehatannya digunakan secara berimbang dengan pertimbangan sosial budaya maupun ekonomi,” katanya.

Baca juga:  Sambo dan Istrinya Nyatakan Banding

Dia mengatakan di berbagai negara yang sudah mencabut berbagai pembatasan terkait COVID-19, mereka mempertimbangkan berbagai pendekatan. “Kami memahami bahwa tidak bisa hanya pertimbangan kesehatan atau saintifik saja yang digunakan dan itu juga yang terjadi di negara-negara lain,” kata Budi.

Dikatakannya, Presiden Jokowi meminta kajian pertimbangan berbagai pendekatan tersebut dilakukan secara seimbang. Sehingga pemerintah dapat menghasilkan keputusan yang baik dan tepat.

Menkes juga menjelaskan bahwa tren kasus COVID-19 harian dan keterisian rumah sakit di Indonesia sudah mulai melandai. “Hasil review minggu lalu secara nasional, tren kasus dan hospitalisasi harian sudah mulai melandai. Neberapa provinsi sudah terjadi penurunan jumlah penularan dan tingkat positif tes COVID-19,” ungkapnya.

Baca juga:  Ditambah, Lokasi Penyekatan PPKM Darurat di Badung

Bahkan, sejumlah provinsi sudah mengonfirmasi terjadi penurunan dari jumlah penularan maupun positivity rate-nya. Seperti DKI Jakarta, Bali, Banten, Maluku, Papua, NTB itu sudah mulai menurun. “Confirm-nya, tiga minggu berturut-turut,” katanya.

Sementara ada beberapa provinsi yang sudah mulai menurun namun masih harus dilihat konsistensi penurunannya dalam dua pekan ke depan. Di antaranya Provinsi Jawa Barat, Jawa Timur dan Kalimantan Selatan.

Budi menambahkan penurunan kasus di provinsi dengan populasi besar menyebabkan penurunan tingkat keterisian rumah sakit. “Yang masuk rumah sakit dalam beberapa hari terakhir ini sudah terjadi penurunan disebabkan karena kontribusi provinsi-provinsi yang populasinya besar sudah menurun,” katanya.

Baca juga:  Menparekraf : Ada Tiga Kunci Penting Dalam Pemulihan Pariwisata

Ia juga menyebutkan bahwa yang meninggal di rumah sakit per harinya mencapai 250-an orang. Ini, dinilainya masih lebih rendah dibandingkan saat varian Delta mencapai puncaknya. “Dibandingkan dengan puncak Delta yang 2.000 orang per hari, jadi sekitar hampir 15 persen-nya dari puncaknya Delta,” cetusnya.

Hingga saat ini pemerintah telah menyuntikkan hingga 344 juta dosis vaksin COVID-19 baik untuk dosis pertama maupun dosis kedua. Cakupan dosis pertama mencapai 190,67 juta dosis atau 91,55 sedangkan dosis kedua 143,78 juta atau 69,04 persen. Menkes pun berharap, pada akhir April tahun ini cakupan vaksinasi dosis kedua mencapai 70 persen. (Diah Dewi/balipost)

BAGIKAN