Umat Hindu membawa benda-benda sakral saat mengikuti upacara Melasti jelang Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1944 di Pantai Padanggalak, Denpasar, Bali, Senin (28/2/2022). (BP/Dokumen Antara)

DENPASAR, BALIPOST.com – Serangkaian Hari Suci Nyepi yang jatuh pada Kamis (3/3), umat Hindu menggelar melasti. Menurut Sulinggih Ida Pandita Mpu Siwa Budha Daksa Darmita dari Geria Agung Sukawati, makna dan filosofis melasti tiada lain mengembalikan kelestarian alam semesta (bhuwana agung).

Sebab, alam yang sudah diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa/Sanghyang Widhi Wasa perlu dijaga kelestariannya. Dalam teks Sundarigama tersirat “melaku angayut laraning jagat sepapa klesa letuhing bhuwana, telas kelebur ring segara.” Artinya menganyutkan/membersihkan segala penderitaan di jagat raya dan seisinya, semua derita/penyakit masyarakat dimusnahkan di Samudera Sthananya Sanghyang Baruna.

Baca juga:  Jalan ke Pasar Karangsokong Dikeluhkan, Bertahun-tahun Rusak Tak Ada Perbaikan

Setelah melasti ini, diharapkan manusia tidak akan pernah lagi merusak alam lingkungan. Apalagi menjual pada investor yang serakah yang hanya mengambil keuntungan pribadi untuk kroni-kroninya tidak ada transparansi atau tertutup secara masif, sistematis dan terstruktur. Jika ada demikian alam akan murka, akan memperlihatkan kesejatiannya.

“Bawur ikang jagat kesusupan kala buta katadah denira Sanghyang Adikala.” Artinya, rusak alam raya ini dimasuki oleh energi/kekuatan negatif dari Sanghyang Adikala, Tuhan Semesta Alam Penguasa Ruang dan Waktu.

Baca juga:  Melasti di Denpasar, Umat Silih Berganti Padati Pantai

Hendaknya ada doa dari umat atau Sang Pemuput Yadnya, pada saat melasti, Om ima nu kam bhuvana sisadhemendrasca ca visva ca devah (Tuhan Yang Maha Esa, jauhkan kami dari derita, jagalah alam raya ini dengan segala isinya). “Juga ada prosesi nunas thirtha wangsuh pada di laut bermakna mengambil sari-sari kehidupan “amrtha” di tengah lautan luas, untuk mangemen/pengelola kehidupan manusia di alam raya agar ada keseimbang lahir dan bathin, secara materi dan spiritual,” jelasnya. (Winatha/balipost)

Baca juga:  Sambut Hari Suci Nyepi, Jembrana Gelar Lomba Ogoh-ogoh
BAGIKAN