Suasana di RSUD Tabanan. (BP/Istimewa)

TABANAN, BALIPOST.com – Kasus digigit ular saat pelaksanaan Nyepi, Kamis (3/3), tidak hanya terjadi di Jembrana. Di Tabanan, IGD RSUD juga menangani kasus gigitan ular.

Humas RSUD Tabanan I Made Suarjaya mengatakan, dari total 29 pasien yang sempat menjalani observasi atau perawatan di ruang IGD, satu warga dirawat karena digigit ular. Sedangkan tiga pasien menjalani persalinan.

Ia merinci dari 29 pasien yang dirawat, sebanyak 13 orang harus menjalani rawat inap, 15 orang pasien diperbolehkan pulang, dan satu orang pasien pulang paksa lantaran tidak mau dirawat. “Jadi ada satu pasien yang pulang paksa lantaran tidak mau dirawat,” terangnya, Jumat (4/3).

Baca juga:  Kabur dari RS di Jakarta, Pasien Positif COVID-19 Mudik ke Brebes

Dikatakannya, sebagian besar pasien yang menjalani perawatan datang dengan beragam keluhan, seperti nyeri pada dada dan stroke. “Tidak ada pasien harus dirujuk, semua dapat tertangani dengan baik, karena dari awal memang sudah jadi komitmen kami untuk senantiasa memberikan layanan kesehatan yang optimal pada masyarakat,” ungkapnya.

Saat pelaksanaan Nyepi, lanjut kata Suarjaya, RSUD Tabanan menyiagakan  8 orang tenaga perawat, 5 orang dokter umum dan 1 orang MOD serta 2 unit ambulan. Selain IGD, untuk rawat inap juga disiagakan 4 sampai 7 orang perawat.

Baca juga:  Terindikasi Positif COVID-19, Pollycarpus Meninggal Dunia

Khusus perawat yang menangani ruang isolasi juga telah disiapkan sekitar 17 orang. “Sebelumnya, kita sudah siapkan petugas untuk mengantisipasi jika terjadi keadaan darurat saat Nyepi, astungkara semua layanan berjalan normal tanpa ada kendala,” pungkasnya. (Puspawati/balipost)

BAGIKAN