MANGUPURA, BALIPOST.com – Gubernur Bali Wayan Koster, mendampingi Presiden RI Joko Widodo dan Ketua DPR RI Puan Maharani di Pembukaan Sidang ke-144 Inter-Parliamentary Union (IPU) di Bali International Convention Center (BICC) Nusa Dua, Badung, Minggu (20/3) petang. Sidang IPU ke-144 sendiri digelar di Bali dengan dihadiri sekitar 115 negara dan jumlah delegasi lebih dari 1.000 orang.
Sedangkan untuk ketua parlemen terdapat 33 orang. IPU merupakan kerja sama antarparlemen lintas negara yang menjadi forum demokrasi terbesar kedua di dunia setelah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Kehadiran IPU ke-144 diharapkan mampu jadi momentum awal kebangkitan pariwisata dan perekonomian Bali pada pandemi.
Perhelatan yang dilaksanakan pada 20-24 Maret 2022 ini mengangkat beberapa isu global, seperti perubahan iklim dan pandemi Covid-19. Termasuk pula mengenai Sustainable Development Goals (SDGs), kesetaraan gender, demokrasi, dan hak asasi manusia serta bagaimana perdamaian dan keamanan di dunia. Seluruh isu memiliki relevansi dengan tema IPU ke-144, yaitu “Getting to Zero: Mobilizing Parliament to Act on Climate Change”.
Dalam sambutannya, Presiden Jokowi memaparkan sejumlah tantangan yang dihadapi dunia internasional dalam beberapa waktu terakhir. Menurut kepala negara, perubahan iklim adalah tantangan yang mengerikan apabila bila pemerintah dan parlemen tidak berani menggerakkan kebijakan-kebijakan terkait hal tersebut. Sehingga, hal yang perlu menjadi sorotan dalam kesepakatan internasional adalah mengenai aksi nyata dari setiap agenda global, termasuk isu-isu terkait perubahan iklim. “Sering kita bicarakan, sering dirumuskan dalam pertemuan-pertemuan global tapi aksi lapangannya belum kelihatan. Saya beri contoh transisi energi. Dari energi fosil ke energi terbarukan. Dari batubara ke renewable energy,” ujarnya Jokowi.
Oleh karena itu, Jokowi mendorong negara-negara IPU melakukan aksi nyata untuk mengatasi dampak perubahan iklim. Diantaranya, pendanaan iklim, investasi untuk renewable energy, dan transfer technology dari negara-negara maju kepada negara-negara berkembang. “Saya sangat menghargai apabila parlemen negara-negara IPU bisa memobilisasi bersama pemerintahnya agar bisa betul-betul nyata, konkret, melaksanakannya. “Kalau ini tidak real dilakukan, saya pesimis perubahan iklim betul-betul bisa kita cegah,” tandasnya.
Ketua DPR RI, Puan Maharani menyebut pelaksanaan IPU ke-144 di Bali bisa menjadi momentum menyebarkan budaya damai untuk seluruh umat manusia. Budaya damai itu dapat diimplementasikan melalui mempromosikan nilai-nilai toleransi, dialog serta menolak segala bentuk kekerasan. Puan menyatakan, pertemuan Majelis IPU ini membuka peluang untuk mendorong penyelesaian damai atas perang yang terjadi di Ukraina, dan mendesak dilakukan gencatan senjata. “Penghormatan kepada hukum internasional, piagam PBB, dan integritas teritori perlu untuk diteguhkan,” ucapnya.
Di sisi lain, Puan mengingatkan masih ada konflik lainnya yang terjadi di berbagai belahan bumi lainnya. Misalnya soal konflik di Myanmar dan mendorong kemerdekaan Palestina. “Pertemuan ini juga perlu mendesak tercapainya kemerdekaan penuh Palestina. Terkait situasi di Myanmar, kita dapat mendorong agar Myanmar kembali ke jalan demokrasi,” tandasnya.
Sementara itu, Gubernur Koster mengatakan bahwa pertemuan internasional ini merupakan momentum untuk Bali dalam memulihkan pariwisata dan ekonomi pasca pandemi Covid-19. Oleh karena itu, pihaknya mendukung dan berharap event ini sukses dan menjadi citra baik untuk Bali dan Indonesia di mata dunia.
Selain Presiden Joko Widodo dan Ketua DPR RI Puan Maharani, upacara pembukaan Sidang ke-144 IPU turut dihadiri oleh sejumlah pejabat negara. Di antaranya, Ketua Mahkamah Konstitusi RI Anwar Usman dan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi. (kmb/balipost)