Foto diambil pada 21 Maret 2022 memperlihatkan serpihan pesawat China Eastern Airlines yang jatuh di daerah pengunungan Desa Tengxian, Kota Wuzhou, kawasan Guangxi. (BP/AFP)

WUZHOU, BALIPOST.com – Tim penyelamat pada Selasa (22/3) memunguti serpihan pesawat China Eastern Airlines yang jatuh di daerah pegunungan di Desa Tengxian, Kota Wuzhou. Tragedi ini diyakini menewaskan 132 orang yang ada di dalam pesawat.

Dikutip dari AFP, harapan untuk menemukan penumpang selamat telah sirna setelah sehari berlalu sejak terjatuhnya pesawat dengan rute Kunming-Guangzhou itu. Pesawat Boeing 737-800 itu menukik dengan cepat dari ketinggian 20 ribu kaki atau 6.096 meter ke pegunungan, yang menjadikannya kecelakaan pesawat paling mematikan bagi China dalam 3 dekade terakhir. Peristiwa kecelakaan pesawat di China yang paling mematikan sebelum tragedi ini, terjadi pada 1994, saat pesawat China Northwest Airlines jatuh dan menewaskan 160 orang.

Baca juga:  Gelombang Tinggi, Speedboat Tak Bisa Berlabuh di Pelabuhan Tri Bhuwana

Pertanyaan terkait penyebab jatuhnya pesawat belum terjawab. Maskapai mengakui bahwa sejumlah orang yang ada dalam pesawat itu meninggal, namun tidak menjelaskan detil jumlahnya.

Pada Selasa, tanda pesawat jatuh terlihat jelas di lokasi pencarian dan menyebabkan kebakaran. Salah seorang penyelamat berspekulasi bahwa para penumpang dan barang bawaannya sudah hancur berkeping-keping karena kerasnya ledakan pesawat.

Presiden Xi Jinping meminta agar segera melakukan penyelidikan penuh terhadap peristiwa naas ini. Para penyelamat, pemadam kebakaran, dan personel lainnya dikerahkan untuk melakukan evakuasi di wilayah Provinsi Guangxi itu.

Baca juga:  Kendalikan Mobilisasi Duktang, 4 Daerah Ini Terima BKK dari Pemprov

Data penerbangan menunjukkan pesawat nomor penerbangan MU-5735 dari Kunming tujuan Guangzhou itu hilang dari pantauan radar, dua menit setelah ketinggian pesawat tiba-tiba turun dari level 8.869 meter.
Beberapa rekaman video, yang belum dipastikan kebenarannya, menunjukkan posisi pesawat dalam keadaan vertikal saat jatuh menghantam perbukitan di Kabupaten Tengxian, yang secara administratif berada di bawah Pemerintah Kota Wuzhou, Guangxi di wilayah selatan China. (Diah Dewi/balipost)

Baca juga:  DPRD Bali Setujui Perubahan APBD Semesta Berencana Tahun Anggaran 2021
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *