Suasana di Pantai Sanur, Denpasar yang merupakan salah satu obyek wisata favorit wisatawan. (BP/eka)

DENPASAR, BALIPOST.com – Dengan pelonggaran kebijakan dari pemerintah, berupa diberlakukan VoA, PPLN tidak perlu karantina, dan tes PCR hanya 1 kali, membuat aktivitas pariwisata di Bali mulai berdenyut. Namun diakui okupansi hotel belum optimal.

Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Kota Denpasar, Ida Bagus Gede Sidharta Putra, Senin (27/2) mengatakan, saat ini hotel-hotel baru terisi 15% – 20%. Namun ia
berharap di masa pemulihan ini dapat meningkat 20%-30% sehingga pada pemulihan ini rata
paling tidak hotel terisi 50%.

Ia mengutarakan di masa pemulihan ini, pelaku usaha menargetkan awal adalah wisatawan domestik. Sementara original market dari Sanur, ada tiga yaitu Eropa 45%, Australia 45%, domestik dan Asia hanya 10%. “Kalau market Denpasar, khususnya di Sanur ada dua yaitu wisman dan wisdom. Wisman itu pada saat ini baru regulasinya mengarah lebih baik seperti tanpa karantina, adanya VoA, sekali PCR,” ungkapnya.

Menurutnya, wisdom adalah market yang sangat potenial. Mengingat karakter berwisata
wisdom adalah sangat bergantung mometum seperti Lebaran, maka dari itu ia menargetkan
wisdom, anak sekolah. “Momentum ini dimiliki oleh market share domestik sehingga ia tidak
kehilangan momentum dengan destinasi lain selain Denpasar, ada Kuta, Ubud, Seminyak.
Itu kita cari wisdom,” ujarnya.

Baca juga:  Serius Terapkan Prokes di Zona Hijau, Wisman Melanggar Tak Segan Dideportasi

Wisatawan domestik dikatakan kurang berminat dengan Denpasar dan Sanur. Mereka
lebih cenderung datang ke Canggu, Seminyak, Ubud. Saat ini momen yang tepat untuk berbagi informasi tentang wisata Denpasar. “Kita ingin sharing, apa yang dilakukan oleh pemerintah Kota Denpasar, ada perbaikan-perbaikan, tidak ada penutupan pantai sekarang. Pantai Sanur leboh indah, lebih lebar, lebih nyaman. Itu kenapa kita sasar wisdom, kita ingin me-rebranding Denpasar dan Sanur untuk pasar domestik ke depan,” ungkapnya.

Kepala Bidang Pengembangan Pemasaran Dinas Pariwisata Kota Denpasar Ni Made
Sugiani mengatakan, di masa pemulihan ini promosi harus dilakukan. Tahun ini pun promosi
dilakukan secara virtual, sementara promosi secara langsung belum bisa dilakukan mengingat
penganggaran tahun ini dilakukan tahun lalu, di saat kondisi ekonomi dan pariwisata
belum bisa diproyeksi.

Baca juga:  ASI Rilis Survei Kinerja Menteri Kabinet Jokowi-Ma'ruf, Bintang Puspayoga Masuk 5 Besar Paling Memuaskan

Dengan promosi menurutnya akan mengingatkan kembali pada wisatawan bahwa Denpasar memiliki kawasan Sanur yang merupakan barometer ekonomi Denpasar dan memiliki kawasan kota heritage dengan atraksi city tour. Promosi juga diiringi dengan peningkatan
sarana dan prasarana di Sanur dan kawasan heritage kota.

GM The Alantara Hotel Sanur Agung Putra mengatakan, occupancy sudah merangkak naik
dan di bulan Juli sudah mencapai 30 % per hari ini. Dengan adanya kelonggaran kebijakan
pemerintah mengenai PPLN dapat meningkatkan bookingan tamu luar negeri, walau belum
signifikan tapi sudah mulai ada. Tak ketinggalan momentu hari raya Lebaran juga dimanfaatkan untuk menawarkan paket-paket yaitu buka bersama dan paket menginap.

Menyambut momentum pemulihan ini Merusaka Hotel juga memanfaatkan momentum hari
besar keagamaan dengan menyasar wisatawan domestik. Marketing & Communications Manager Paket Ramadan di Merusaka Hotel Nusa Dua – Bali, Dady Primady mengatakan, saat ini pihaknya berupaya menggarap pasar domestik dengan memanfaatkan momentum Lebaran. “Untuk Ramadan memang kami menerima tamu domestik tetapi memang tidak tinggi okupansi dan permintaan karena puasa,” ujarnya.

Baca juga:  PLN Hadirkan Kembali Promo Tambah Daya di Awal 2024

Tak ketinggalan kawasan di area Gianyar dan Ubud juga berlomba-lomba membuat paket
Ramadan untuk menyambut pemulihan pariwisata ini. CEO Pramana Experience Sudirga
Yusa mengatakan, meskipun kelunakan kebijakan telah dilakukan dalam waktu dekat tentu
kehadiran wisman menjadi pengobat lara bagi sektor pariwisata Bali, namun perlu dilakukan
perimbangan dengan kehadiran wisdom, karena kedatangan wisdom ini juga menjadi bagian terpenting pariwisata Bali. “Mengantisipasi libur Idul Fitri tentu semua mengharapkan kedatangan wisdom dan wisman ini dapat didorong lebih baik lagi, sehingga semua sektor pariwisata di Bali dapat diaktifkan lagi,” ujarnya. (Citta Maya/balipost)

BAGIKAN