PTM terbatas yang dilaksanakan SMPN 2 Bangli. (BP/Ina)

BANGLI, BALIPOST.com – SMPN 2 Bangli tetap akan menggelar pembelajaran tatap muka (PTM) 100 persen mulai 1 April mendatang, meski ruang kelas yang dimiliki direhab. Untuk menggelar PTM, SMP tersebut telah meminjam tiga gedung SD di kelurahan Kubu.

Adapun tiga SD yang telah dipinjam untuk menggelar PTM yakni SD 1 Kubu, SD 2 Kubu dan SD 4 Kubu. Ketiga SD tersebut sudah mulai dipakai SMPN 2 Bangli untuk menggelar PTM terbatas kapasitas 50 persen, sejak pertengahan Maret lalu.

Baca juga:  Persiapkan PTM, Tabanan Didorong Segera Vaksinasi Seluruh Tenaga Pendidik

Kepala SMPN 2 Bangli I Wayan Agus Suardana mengaku, meski tidak dilaksanakan di sekolah sendiri, PTM yang dilaksanakannya di tiga SD tersebut sejauh ini berjalan baik dan lancar. “Lancar. Kami selalu menaati aturan dan prokes,” ungkapnya, Rabu (30/3).

Dijelaskan Agus, pihaknya membagi 16 rombongan belajar (rombel) yang dimiliki ke tiga SD tersebut. SD 1 Kubu dipinjamnya untuk pelaksanaan PTM kelas VIII sebanyak 5 rombel, sementara SD 2 Kubu dipakai untuk kegiatan PTM kelas VII sebanyak 5 rombel, sedangkan kelas IX yang berjumlah 6 rombel di SD 4 Kubu.

Baca juga:  Meski Tren Deflasi Berlanjut, Ekonomi Tetap Baik

Karena memakai gedung SD, kegiatan PTM baru dilaksanakan pihaknya mulai siang hari sekitar pukul 12.30 wita. Setelah jam pulang siswa SD.

Terkait adanya SE Disdikpora Bangli terbaru yang membolehkan sekolah untuk kembali melaksanakan PTM 100 persen mulai 1 April mendatang, Agus memastikan pihaknya akan melaksanakan PTM 100 persen mulai tanggal tersebut. Menurutnya meski pihaknya meminjam gedung SD, PTM 100 persen dipastikan dapat tetap berjalan lancar. “Karena SD yang kami pinjami tempat selalu membantu dan mendukung program kami,” ujarnya.

Baca juga:  Coreng Image Bali, Pelaku Pariwisata Harap Pungli Fast Track Bisa Dituntaskan

Pihaknya mengaku berupaya tetap melaksanakan PTM karena kasihan dengan siswa yang sudah terlalu lama belajar daring. Menurutnya proses pembelajaran secara langsung dengan didampingi guru berbeda dengan jika dilaksanakan secara daring. Terutama pada karakter anak. (Dayu Rina/Balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *