Ilustrasi. (BP/ist)
SINGARAJA, BALIPOST.com – Warga buta aksara di Buleleng tercatat 2.400 jiwa. Ribuan warga ini tersebar di sembilan kecamatan di Buleleng.

Menurut Kepala Dinas Pendidikan dan Olahraga (Disdikpora) Buleleng, Gede Suyasa, Rabu (25/10), setiap tahun, pemerintah daerah menangani buta aksara sebanyak 500 jiwa. Dengan demikian, ditarget dalam lima tahun ke depan Buleleng bebas dari buta aksara.

Suyasa mengatakan, program penanganan buta aksara dilakukan melalui Sangar Kegiatan Belajar (SKB) dan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) di masing-masing kecamatan. Dari penanganan yang sudah dilakukan, warga buta aksara telah berhasil diturunkan. Hanya saja, program pembelajarannya tidak bisa masuk pada jenjang Kejar Paket A. Hal ini karena dari segi jumlah tidak memenuhi, sehingga program lanjutan yang ada hanya Kejar Paket B dan Paket C.

Baca juga:  Melalui Perpustakaan, Pemprov Gemakan Budaya Membaca Tingkatkan Kualitas Diri

Selain itu, ada pula pola pembelajaran nonformal oleh tokoh masyarakat dan para penggiat pendidikan di desa. Bahkan, waktu pembelajaranya tidak menentu terkadang malam hari, hingga pembelajaran dilakukan setiap tiga minggu sekali. “Pola yang sudah kita lakukan adalah merekrut pengajar (tutor) dan kalau rutin kita siapkan angagran operasionalnya. Penanganannya tidak bisa berlanjut ke Kejar Paket A karena memang jumlah tidak memenuhi. Kalau program keaksaraan mandiri materi pembelajarannya ditambah dengan program keterampilan khusus,” katanya.

Baca juga:  Apresiasi Tuntutan 16 Bulan, Manikaya Kauci Sentil Jaksa Masuk Angin

Dalam “memerangi” buta aksara, kendalanya dalam merekrut peserta pembelajaran. Ini karena warga yang akan dibebaskan dari buta aksara adalah di atas umur 44 tahun.

Asisten Tata Pemerintahan Setda Buleleng Made Arya Sukerta, mengatakan pemberantasan buta aksara di daerahnya ditergetkan tuntas 2020. Dari tahun 2012 angka buta aksara tercatat 3.800 jiwa dan hingga 2017 menyisakan 2.400 jiwa. Dengan hasil itu, dalam lima tahun pemerintah telah menuntaskan lebih dari 1.000 jiwa warga yang mengalami buta aksara. (Mudiarta/balipost)

Baca juga:  18 Sekolah Dasar di Tabanan Diregrouping
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *