Kawasan senggol atau angkringan yang dipergunakan untuk UMKM Krama Tegalcangkring dikelola Desa Adat Tegalcangkring. (BP/Istimewa)

NEGARA, BALIPOST.com – Wilayah Desa Adat Tegalcangkring memiliki potensi pusat perekonomian di Kecamatan Mendoyo, Kabupaten Jembrana. Hal ini ditangkap Desa Adat Tegalcangkring dalam upaya meningkatkan perekonomian dengan sejumlah terobosan.

Selain pasar senggol dengan kuliner Bali, desa adat juga tengah mengembangkan angkringan yang notabene merupakan pusat UMKM krama memanfaatkan lahan desa adat. “Lokasi yang strategis ini, kita manfaatkan untuk kuliner UMKM krama Tegalcangkring,” kata Bendesa Tegalcangkring, I Kayan Dana Wirama.

Baca juga:  "BRI Shops Master Class" Latih Merchant Lebih Tangguh Hadapi Tantangan Global

Pasar Umum Tegalcangkring yang berada di pinggir jalan Denpasar-Gilimanuk merupakan salah satu titik perekonomian di Kabupaten Jembrana. Menjadi pusat perdagangan sedikitnya di lima desa sekitar, baik Tegalcangkring, Pergung dan Delodberawah.

Di lokasi ini juga terdapat pasar senggol, serta berseberangan dengan tanah Desa Adat Tegalcangkring yang kini juga dikembangkan menjadi angkringan kuliner Krama Tegalcangkring. “Kita sediakan ruang, termasuk usaha kebutuhan pokok krama, misalnya membutuhkan keperluan yadnya bisa membeli di sini dan kita utamakan krama,” tambahnya.

Baca juga:  Tenggelamnya KMP Yunicee di Gilimanuk, Dugaan Sementara Disebabkan Ini

Kawasan berniaga ini dikelola oleh Baga Utsawa Praduwen Desa (Bupda) dan memberikan kontribusi bagi desa adat. Sehingga di areal tanah milik desa adat ini terpadu, tepat di pusat perekonomian Tegalcangkring. Baik itu Kantor LPD, Kantor Desa Adat, serta Bupda dan unit usahanya. Di samping juga desa adat memiliki Bupda Mart (toko modern) yang lokasinya terpisah dan agak jauh dari pasar tradisional. Dengan usaha ini diharapkan dapat memberikan kontribusi ke desa, di samping pemberdayaan krama desa. (Surya Dharma/balipost)

Baca juga:  Standardisasi Layanan, KUPVA Wajib Ikut Sertifikasi Keahlian
BAGIKAN