Sejumlah wisman menikmati liburan di Pantai Seminyak. (BP/Dokumen)

MANGUPURA, BALIPOST.com – Kelonggaran kebijakan bagi pelaku perjalanan dalam negeri (PPDN) dan luar negeri (PPLN) mulai terasa dampaknya ke pelaku pariwisata di Bali. Dua kawasan wisata di Badung yang sepi wisatawan selama 2 tahun pandemi, yakni Seminyak dan Canggu, mulai dipilih sebagai lokasi menginap.

Menurut Penasehat Bali Villa Association (BVA), Gede Ricky Sukarta, Kamis (14/4), paling tidak akomodasi di kawasan ini telah terisi 20-30 persen. “Seperti vila saya, Kayu Raja, kemarin dapat 70 persen (okupansinya, red), tapi 100 persen domestik dan ada bule yang long stay, lama tinggal di Bali,” ujarnya.

Baca juga:  Pino Gelar Sport Tourism Tinju di Canggu

Meski terisi 70 persen, namun harga yang ditawarkan adalah harga pandemi sehingga menurutnya belum menutupi biaya operasional. Ia menilai pariwisata dan ekonomi Bali akan terangkat jika okupansi terisi wisatawan mancanegara (wisman) sebanyak 25 persen ditambah wisatawan domestik. “Karena melayani tamu domestik jauh lebih berat, meski kita tak boleh pilih-pilih tamu,” ujarnya.

Jika dilihat rasio antara supply dan permintaan, di Bali ada 150 ribu room hotel dan vila baik berbintang maupun tidak berbintang, dengan kedatangan wisdom 10 ribuan dan wisman 3-5 ribu, demand-nya diasumsikan mencapai 130 ribu room. Sehingga belum menutupi supply yang ada. “BEP akan terjadi jika ada wisatawan minimal 70-75 ribu,” ujarnya.

Baca juga:  Aksi Jambret dan Ganjal ATM Resahkan Warga Seminyak

Ia berharap lebih banyak negara yang dilonggarkan untuk datang ke Bali, terutama Eropa. Namun wisatawan Eropa, musim liburannya terjadi pada Juni – Juli. Sementara Maret-Mei ia manfaatkan sebagai ajang promosi mengoptimalkan kunjungan pada musim liburan. “Mei sebagai exercise dan kami berharap dari tamu domestik dengan adanya momen Idulfitri,” ungkapnya.

Ketua BVA Bali Gede Putu Hendrawan mengatakan, langkah awal yang bisa dilakukan untuk memulihkan pariwisata dengan memetakan kolaborasi dan sinergi. Namun terlebih dulu konsolidasi dengan anggota, penting dilakukan di masa kepengurusannya yang baru itu. Ada 75-80 member aktif untuk diberikan pelatihan pada pengurus. (Citta Maya/balipost)

Baca juga:  Pariwisata Masih Normal, Okupansi Ubud Capai 80 Persen
BAGIKAN