DENPASAR, BALIPOST.com – Mengatasi persoalan sampah di Denpasar menjadi prioritas dalam program kerja wali kota dan wakil wali kota Denpasar. Terlebih, dalam waktu dekat TPA Suwung akan ditutup.
Kabag Protokol dan Komunikasi Pimpinan Setda Kota Denpasar, I Dewa Gede Rai, Rabu (20/4) mengatakan kondisi ini menjadi atensi Wali Kota Denpasar IGN Jaya Negara. Karena itu, sejak menjabat setahun lebih, rencana strategis pengelolaan sudah dirancang sejak awal. Salah satunya, yakni membangun tempat pengelolaan sampah, dengan pola reduce, reuse, dan recycle (TPS3R) maupun tempat pengelolaan sampah terpadu (TPST).
Dikatakan, komitmen Pemkot Denpasar dalam mengurai persoalan sampah sangat jelas. Bahkan, di tengah pandemi COVID-19, Pemkot Denpasar telah berhasil membangun lima TPS3R dan melakukan renovasi 4 TPS3R. “Ini bukti pak wali kota sangat konsen menangani masalah sampah. Jadi kurang tepat bila pak wali kota dinilai gabeng dalam penanganan sampah di Denpasar,” ujar Dewa Rai menanggapi pernyataan Nyoman Mardika.
Dewa Rai mengatakan, pada tahun 2021 lalu, Pemkot Denpasar membangun lima TPS3R baru. Selain itu, juga merevitalisasi empat TPS3R yang sudah ada. Lima TPS3R baru tersebut, yakni TPS3R Paku Sari, Panjer, TPS3R Bakti Pertiwi, Kesiman, TPS3R Eka Panca Guna Buana Lestari, Pemecutan Kelod, TPS3R Pertiwi Kerthi, Dauh Puri Kaja, dan Bumi Suda Prakertih, Sidakarya. Sedangkan revitalisasi meliputi TPS3R Pemogan, Sidakarya, Sanur Kaja, dan Sesetan.
Merealisasikan pembangunan TPS3R ini, Pemkot mendapatkan dana alokasi khusus (DAK) sebesar Rp 35 miliar. Mendapatkan dana ini dilakukan dengan koordinasi yang intens dengan pemerintah di atasnya. Bila tidak memiliki rencana jelas, tidak mungkin dapat.
Bahkan, pada 2022 ini pembangunan TPS3R dan TPS akan kembali ditambah. Dalam waktu dekat ini akan dilakukan groundbreaking TPST di lahan Tahura. Ini juga mendapat apresiasi pusat, sehingga mendapat bantuan lagi. “Tahun ini Denpasar akan kembali menambah pembangunan 11 TPS3R dan 3 TPST,” jelas Dewa Rai.
Terkait dengan kendala pengangkutan sampah di TPS beberapa waktu lalu, bukan semata karena persoalan armada. Kendala juga sering terjadi di TPA Suwung.
Karena ketika terjadi alat rusak di TPA, antrean kendaraan yang masuk membawa sampah cukup banyak, sehingga pengangkutan juga tersendat. “Kendala di TPA Suwung tidak bisa kita antisipasi, karena pengelola bukan di Pemkot,” ujar Dewa Rai. (Asmara Putera/balipost)