Gubernur Bali, Wayan Koster (BP/Ist)

GIANYAR, BALIPOST.com – Gubernur Bali, Wayan Koster membuka secara resmi Pesamuhan Agung VI dan Paruman Sulinggih IV Maha Semaya Warga Pande (MSWP) Provinsi Bali/Pusat di Neka Art Museum, Ubud, Kabupaten Gianyar, Minggu (24/4). Pesamuhan Agung yang bertema “Melarapan antuk Pesamuhan Agung VI MSWP Provinsi Bali/Pusat Tahun 2022, Mulat Sarira Raket Masemeton Nuut Bhisama, Kedasarin antuk Dharma, Satya lan Kawicaksanan” ini turut juga dihadiri oleh Sulinggih, Perwakilan DPRD Bali, Wakil Bupati Gianyar, Anak Agung Gde Mayun, Ketua DPRD Buleleng, Gede Supriatna, Penglingsir Puri Ubud, Penglingsir Puri Peliatan, Manggala MSWP Provinsi Bali/Pusat, Putu Kompyang Wisastra Pande, dan Suteja Neka.

Manggala MSWP Provinsi Bali/Pusat, Putu Kompyang Wisastra Pande bersama Ketua Panitia Pesamuhan Agung MSWP VI, I Nengah Merta dengan kompak menyampaikan dukungannya terhadap kepemimpinan Gubernur Koster. “Dukungan ini kami berikan karena Bapak Gubernur Koster telah berkontribusi terhadap pembangunan di Pulau Dewata melalui visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali,” ujarnya.

Ia melaporkan di hadapan orang nomor satu di Pemprov Bali ini bahwa sebanyak 1.000 peserta warga pande menghadiri pesamuhan Agung MSWP VI. Kegiatan diikuti secara daring dengan mengagendakan pembentukan Paruman Sulinggih, Pinandita, Pasikian Yowana Paramartha Pande, Pasikian Pecalang, Pasikian Angga Griya dan Pasikian Warga Istri.

Pada kesempatan tersebut, Gubernur Koster secara resmi melakukan penempaan besi di tempat Perapen yang disambut antusias oleh Warga Pande, sekaligus menyampaikan terimakasih kepada Maha Semaya Warga Pande yang telah memberikan undangan di acara yang sangat penting bagi Warga Pande di Provinsi Bali. Pesamuhan Agung VI dan Paruman Sulinggih IV MSWP Provinsi Bali/Pusat diharapkan menghasilkan keputusan yang terbaik dengan proses pengambilan keputusan secara musyawarah mufakat.

Baca juga:  61 Tahun Berjuang dan Akhirnya Peroleh Sertifikat Tanah, Warga Sumberklampok Puji Gubernur Koster

Sehingga kedepannya organisasi MSWP bisa dijalankan dengan niat tulus, lurus dan berdasarkan kemuliaan, serta betul-betul memberi manfaat untuk kemajuan warga di MSWP yang pada akhirnya bisa berkontribusi untuk Bali dengan membangun kebersamaan melalui sinergi, kolaborasi dengan semua pesemetonan di Bali untuk bersama-sama membangun Bali sesuai visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali.

Gubernur Bali asal Desa Sembiran, Buleleng ini mengungkapkan rasa bahagianya, karena Maha Semaya Warga Pande sangat mengagungkan warisan leluhurnya yang berpedoman pada Bhisama Pande dengan memiliki pesan untuk selalu ingat atau eling kepada Ida Bhatara Kawitan. “Ini pesan yang sangat dalam dan mulia isinya. Untuk itu kita sebagai keturunannya harus wajib melaksanakan Bhisama tersebut dengan sebaik-baiknya, setulus- tulusnya dan selurus-lurusnya,” ujar Gubernur Bali jebolan ITB ini.

Ia mengapresiasi yowana di Warga Pande yang telah melestarikan tradisi di MSWP dengan membacakan Bhisama Pande yang diiringi dengan gamelan gender saat acara pesamuhan ini digelar. Pencetus Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 4 Tahun 2020 tentang Penguatan dan Pemajuan Kebudayaan Bali ini, lebih lanjut mengajak Warga Pande untuk bersama-sama menjaga dan melestarikan adat istiadat, tradisi, seni budaya, dan kearifan lokal Bali secara berkelanjutan.

Baca juga:  Kapolresta Sebut Kasus Selebgram Menonjol, Ini Alasannya

Karena Bali wilayahnya yang kecil atau hanya 5.456 km persegi, penduduknya cuma 4,3 juta orang yang tersebar di 8 kabupaten dan 1 kota, 57 kecamatan, 636 desa, 80 kelurahan, dan 1.493 desa adat ini penuh dengan tantangan dan ancaman, selain menjadi tujuan destinasi wisata dunia. Sehingga banyak yang berkepentingan terhadap Bali, seperti kepentingan politik, agama, ekonomi, budaya dan kepentingan lainnya yang datang dari luar masuk ke Bali.

“Kalau sampai budaya kita di Bali rusak, Bali akan tinggal nama dan tidak akan bisa lagi survive menghadapi perkembangan jaman, modernisasi, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Jadi adat istiadat, tradisi, seni budaya, dan kearifan lokal Bali merupakan satu-satunya kekayaan yang kita miliki, kita banggakan sebagai warisan adi luhung leluhur Bali yang harus kita jaga. Karena akibat budaya Bali, pulau ini menjadi daya tarik wisatawan domestik dan internasional,” ungkap mantan Anggota DPR RI 3 Periode dari Fraksi PDI Perjuangan ini.

Pada kesempatan ini, Gubernur Koster mengajak Warga Pande untuk senantiasa menggunakan Aksara Bali, Busana Bali, Beras Bali, Arak Bali, Garam hingga memanfaatkan produk lokal Bali lainnya. “Kita semua di Bali harus kompak, guyub, solid melalui pasemetonan Maha Semaya Warga Pande dan pasemetonan yang lainnya ada di Bali untuk menjaga Pulau Bali secara loyalitas, sekuat-kuatnya serta penuh tanggung jawab tanpa meninggalkan adat istiadat, tradisi, seni budaya, dan kearifan lokal Bali dengan melaksanakan visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali yang mengandung makna untuk menjaga kesucian dan keharmonisan alam Bali beserta isinya untuk mewujudkan kehidupan krama Bali yang sejahtera dan bahagia secara niskala dan sakala menuju kehidupan krama dan gumi Bali sesuai dengan prinsip Trisakti Bung Karno,” tandasnya.

Baca juga:  Gubernur Koster Gelar Persembahyangan Tumpek Wayang

Gubernur Koster mengatakan bahwa di masa kepemimpinnya bersama Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati (Cok Ace) telah melaksanakan program infrastruktur. Baik yang sudah selesai maupun yang masih berlangsung. Yaitu, Pelindungan Kawasan Suci Pura Agung Besakih yang rencananya akan selesai pada akhir tahun 2022; Shortcut Singaraja-Mengwitani yang rencananya selesai tahun 2023; Pembangunan Pelabuhan Segi Tiga Emas Sanur di Denpasar, Sampalan di Nusa Penida dan Bias Munjul di Nusa Ceningan, Kabupaten Klungkung yang sepenuhnya dibiayai APBN Kementrian Perhubungan RI; Pembangunan Pusat Kebudayaan Bali di Kabupaten Klungkung; Pembangunan Kantor Majelis Desa Adat (MDA) Provinsi Bali dan Kabupaten/Kota Se-Bali; Pembangunan Bendungan Sidan di Badung; Pembangunan Bendungan Tamblang di Buleleng; Pengembangan Stadion Dipta di Gianyar; Pembangunan Pasar Seni Sukawati Blok A, B, dan C di Gianyar; Pengembangan Bali Maritime Tourism Hub di Pelabuhan Benoa; Pembangunan Jalan Tol Gilimanuk-Denpasar yang juga sedang digarap dan sekarang sedang proses tender; dan Pembangunan Turyapda Tower multifungsi. (kmb/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *