Warga berada di jalan menunggu untuk melakukan uji asam nukleat selama penguncian di tengah pandemi virus corona (COVID-19), di Shanghai, China, Minggu (17/4/2022). (BP/Ant)

BEIJING, BALIPOST.com – Gelombang terakhir kasus kematian akibat COVID-19 di Kota Shanghai, China, mengalami peningkatan, dengan mencapai angka 87. Sedangkan kasus positif COVID-19 di Kota Beijing telah mencapai angka 41.

Usia rata-rata kematian 81,1 tahun, namun pasien meninggal yang tertua berusia 101 tahun. Demikian pernyataan Direktur Shanghai Shenkang Hospital Development Center, Wanng Xingpeng, seperti dikutip dari Kantor Berita Antara, Minggu (24/4).

Baca juga:  Kasus COVID-19 Baru Nasional Bertambah Lampaui Pasien Sembuh

Menurut dia, semua kasus kematian memiliki riwayat penyakit bawaan, seperti tumor ganas, liver, diabetes, dan uremia. Hanya lima pasien yang meninggal yang telah mendapatkan vaksin, demikian Wang.

Pada Minggu itu pula di Shanghai terdapat 160 pasien COVID dalam kondisi parah dan 19 lainnya kritis. Pada hari itu juga terdapat tambahan 1.401 kasus positif dan 19.657 kasus tanpa gejala. Sementara itu, sejak Jumat hingga Minggu di Beijing terdapat 41 kasus.

Baca juga:  Kurang Pas, Promosi ke LN Saat Wabah COVID-19 Melanda

Deputi Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Menular (CDC) Kota Beijing, Pang Xinghuo, melaporkan seperempat dari kasus positif tersebut berusia 60 tahun.

Beijing menggencarkan tes PCR secara massal. Bahkan di Distrik Chaoyang yang ditemukan 10 kasus dari satu sekolahan telah menggelar tes PCR massal yang menyasar 3,5 juta warga.

Pada Minggu dilaporkan beberapa pusat perbelanjaan dan pasar di wilayah Ibu Kota itu diserbu warga untuk memborong berbagai kebutuhan pokok sebagai persiapan jikalau ada penguncian wilayah. Beberapa petugas medis dan aparat keamanan telah disebar ke berbagai kawasan permukiman untuk mengawasi pergerakan masyarakat. (Kmb/Balipost)

Baca juga:  Rusia Umumkan Kasus Perdana Omicron
BAGIKAN