DENPASAR, BALIPOST.com – Pengprov PBSI Bali mengagendakan Kejurprov Bulu Tangkis termasuk Piala Gubernur. Selanjutnya, para juarnya bakal mewakili Bali guna berlaga ke event nasional, yakni Kejurnas dan Piala Presiden.
Ketua Umum Pengprov PBSI Bali Wayan Winurjaya, di Denpasar, Selasa (26/4), menuturkan, Piala Gubernur dijawalkan Juni 2022, sedangkan Piala Presiden dihelat di Jakarta, Agustus 2022. “Oleh sebab itu, kami harus menyiapkan atlet yang mewakili Bali, dan Piala Presiden mempertandingkan kategori anak-anak, penula, dan remaja,” terang Winurjaya.
Nomor yang dipertandingkan untuk anak-anak dan pemula yakni tunggal dan ganda putra-putri, khusus remaja ditanbah nomor ganda campuran (mix).
Langkah awal, katanya, pihaknya bakal melakukan koordinasi dengan gubernur, mengingat event Piala Presiden telah disebarkan ke seluruh Pengprpv PBSI se-Indonesia. Pasca menggulirkan Piala Gubernur, PBSI Bali kembali menyelenggarakan kejurprov, pada Juli 2022, dan jauarnya berhak mengibarkan bendera Bali, pada event Kejurnas Bulu Tangkis. “Kejurnas Bulu Tanggkis biasa diadakan pada akhir tahun 2022,” ucap Winurjaya.
Dia merinci, Kejurnas melibatkan kontestan dari kategori taruna (17-18 tahun) dan dewasa (19-34 tahun). “Kejurnas mempertandingkan nomor beregu, yang terdiri atas tungal dan ganda,” terangnya.
Winurjaya yang juga seorang Dewa Pengawas PB PBSI mengusulkan, agar PON XXI di Sumut dan Aceh 2024, mempertandingkan kategori dewasa dan taruna, sebab saat ini tidak ada lagi PON Remaja. Tujuannya, supaya atlet dewasa bisa lama berkarier, tidak hengkang ke mancanegara, serta mencegah tampil di event antarkampung (tarkam). “Jadi, kami ingin atlet dewasa bisa berlaga di berbagai kejuaraan dan mencapai puncak prestasinya hingga usia 34 tahun, mengingat 35 tahun sudah memasuki veteran,” ujarnya.
Demi menggapai prestasi, Winurjaya ingin serius menyiapkan pebulu tangkis Bali yang juara di Piala Gubernur dan kejurprov. Untuk itu, sebelum terjun ke kancah nasional, pihaknya berniat melakukan pemusatan latihan terhadap atlet Bali, melalui program Pelatprov Bali. “Kami bersyukur, visi dan misi kami menggulirkan pelatprov, banyak mendapat dukungan,” ujarnya. Khusus batasan umur atlet porprov, PBSI Bali memutuskan maksimal U-21 atau kelahiran 2001. Dasar pertimbangannya, mamakai acuan PON Papua U-23, sedangkan PON Sumut dan Aceh, digelar dua tahun lagi. (Daniel Fajry/Balipost)