DENPASAR, BALIPOST.com – RS Bali Mandara (RSBM) tetap beroperasi melayani pasien meskipun soft opening-nya ditunda, Sabtu (28/10). Di hari yang sama pasca didemo oleh ribuan masyarakat Sanur, RSBM bahkan sudah langsung menerima pasien.
Mengingat, RSBM sudah mengantongi izin operasional dan sudah siap dari segi peralatan, obat, dan tenaga kesehatan. Baik dokter maupun perawat sudah qualified dan dilatih sebelumnya.
“Semua umbul-umbul cabut, semua bunga disingkirkan, tidak ada launching tapi dibuka. Ada pasien langsung, anak kecil sakit panas, dua bule sakit langsung diterima. Ada panggilan sakit, ambulans pergi menjemput, jadi kan langsung berguna,” ujar Gubernur Bali Made Mangku Pastika, Senin (30/10).
Menurut Pastika, RSBM yang dibangun di atas tanah milik Pemprov Bali menggunakan dana APBD itu adalah milik seluruh masyarakat Bali. Tidak ada istilah mencari untung karena gaji tenaga medis dan non medis serta obat seluruhnya dibiayai pemerintah.
Itu sebabnya, pelayanan RSBM lebih diprioritaskan untuk masyarakat miskin. Bisa dilihat pada kamar kelas III dengan fasilitas 6 bed (tempat tidur) elektrik, 2 kamar mandi dengan kloset duduk, dan full AC. “Kalau kelas III penuh, kasih kelas II. Kalau kelas II penuh, tempatkan kelas I walaupun BPJS-nya kelas III karena rumah sakit nggak nyari untung,” jelasnya.
Mengenai demo masyarakat Sanur, Pastika menegaskan pihaknya tidak pernah berjanji memberi jatah pekerjaan 10 persen. Menurutnya, itu adalah permintaan masyarakat setempat pada saat sosialisasi awal pembangunan RSBM.
Kemungkinan diiyakan oleh stafnya agar urusan tidak menjadi panjang. Mengingat, pembangunan RSBM sendiri sempat tertunda. Dari yang seharusnya rampung di tahun 2012, akhirnya mundur hingga 2017. “Pasti waktu sosialisasi ada yang minta 10 persen, lalu diiyakan saja biar cepat selesai. Makanya saya minta maaf kalau ada staf saya yang berjanji. Tidak mungkin RS pakai jatah, nanti kalau dipaksakan walaupun tidak qualified pokoknya 10 persen, mati kita kan harus terima. Kalau qualified (kita terima) lebih dari 10 persen, kenapa tidak,” terangnya.
Pastika mengaku sudah meminta masyarakat Sanur agar tidak berdemo. Mengenai permintaan mereka, pihaknya pun sudah siap mengakomodir untuk 19 posisi. Yakni, 6 tenaga S-1 kesehatan, 6 tenaga D-3 kesehatan, 4 supir, 2 pemelihara gedung, dan 1 tenaga laundry. Namun masyarakat tetap memutuskan untuk berdemo.
Dikonfirmasi terpisah, Bendesa Adat Intaran, Sanur, A.A. Kompiang Raka mengaku belum tahu terkait operasional RSBM. Namun, pihaknya akan tetap menindaklanjuti tuntutan masyarakat Sanur terkait kuota 10 persen pekerjaan di rumah sakit pemerintah provinsi itu. “Nanti tetap akan kita tindak lanjuti,” ujarnya singkat melalui whatsapp. (Rindra Devita/balipost)