AMLAPURA, BALIPOST.com – Pada Kamis (2/11), umat Hindu menggelar Pakelem di puncak Gunung Agung. Saat melakukan ritual yang merupakan perwujudan bhakti pada Ida Sang Hyang Widhi ini, ratusan kera ikut naik ke puncak.
Salah seorang warga yang ikut dalam ritual pakelem itu, Wayan Bawa mengatakan saat mereka menuju ke puncak untuk menghaturkan pakelem, ratusan kera juga ikut menyertai. “Kera yang naik cukup banyak kurang lebih mencapai 250 ekor. Saya tidak tahu kenapa kera-kera itu bisa sampai naik ke puncak Gunung Agung saat upacara pakelem,” kata Bawa.
Ia mengatakan selama berada di puncak, ia melihat bahwa ada sekitar 15 titik asap di dasar kawah. Suara gemuruh seperti pesawat terbang masih tetap terdengar cukup keras.
Dituturkannya, keadaan dan kondisi di kawah Gunung Agung masih tetap mengeluarkan asap. Asap yang paling banyak ke luar dari arah utara. Di dasar kawah juga terlihat basah. Termasuk tebing-tebing di seputaran kawah longsor. Longsornya dari arah barat dan utara. “Selama berada di Pura Pasar Agung dan sampai di puncak saya tidak pernah merasakan getaran atau gempa. Itu yang saya rasakan, itu yang saya tahu dan itu yang saya lihat di atas,” ungkapnya.
Dikatakannya, selama berada diatas dirinya memang masih mencium bau belerang. Sementara angin yang ada di puncak tidak terlalu besar. Namun, hawa di puncak masih dingin.
Sementara itu warga lain I Wayan Sutarjana mengungkapkan, kalau dirinya baru pertama kalinya naik ke puncak Gunung Agung sekaligus ngaturang ngayah ngaturang pakelem ini. Kata dia, di atas binatang, seperti kera, masih kelihatan. Termasuk tumbuh-tumbuhan juga masih hidup. “Sangat senang bisa ngaturang ayah,” ucap Sutarjana. (Eka Parananda/balipost)