SEMARAPURA, BALIPOST.com – Lapak Nasi Jinggo Gede Mahardika kini tak terlihat lagi. Usaha jualan nasi jinggonya tutup.
Sejak ramainya kedatangan wisatawan ke Nusa Penida, dia kembali menjalani profesi lamanya sebagai driver. Setiap hari job-nya full.
Ia mulai bersemangat menatap kehidupan yang lebih baik, setelah sempat terpuruk akibat pandemi. Sebagai seorang driver, wisatawan adalah denyut nadi kehidupannya. Harapannya kembali tumbuh, setelah membludaknya kunjungan wisatawan nusantara dan mancanegara sejak libur lebaran ke Nusa Penida.
Setiap hari ayah dari Putu Yurita Maharani ini pun antusias menerobos jalanan berdebu dan kemacetan panjang, untuk antar jemput wisatawan dari pelabuhan menuju destinasi tujuan wisata maupun untuk tujuan sembahyang ke beberapa pura besar di Nusa Penida. “Lebih dari dua tahun situasinya terpuruk sekali. Makan susah, belum lagi dikejar-kejar cicilan bank. Jualan nasi jinggo hasilnya juga tak seberapa. Hanya bisa untuk bertahan hidup,” terang driver asal Banjar Mentigi, Desa Adat Dalem Setra Batununggul ini, Jumat (6/5).
Sewaktu pariwisata Nusa Penida sedang berkembang, Mahardika saat itu membuat usaha Tourist Information di Pelabuhan Sampalan. Karena waktu itu, hal ini belum ada dan berpeluang digarap menjelang high season kunjungan wisatawan, pada Juni-September 2019.
Tetapi, pandemi COVID-19 membuyarkan harapannya. Pembayaran cicilan bank macet.
Mahardika sangat bersyukur saat ini kunjungan wisatawan sudah ramai lagi. Setiap hari Mahardika bisa menjadi driver pada 5-6 unit kendaraan.
Pendapatannya bisa mencapai Rp 300 ribu sampai Rp 400 ribu per hari. Bahkan, saking penuhnya job sebagai sopir, dia bisa mengalihkan order kepada rekan lainnya.
Para driver dan pelaku pariwisata lainnya terhimpun dalam suatu komunitas, Himpunan Penggiat Pariwisata Nusa Penida (HPPNP) dan intens berkomunikasi dalam grup WhatsApp. “Sekarang ini nyari driver susah. Makanya banyak juga wisatawan tak bisa terangkut. Selain itu juga karena akomodasi mobilnya jauh berkurang dari sebelumnya. Karena pelaku pariwisata sudah menjualnya saat pariwisata terpuruk akibat pandemi. Sekarang, mobil carry, pick up, sampai truk yang biasa dipakai angkut sapi, juga terpakai mengangkut pengunjung. Khususnya untuk mengangkut pengunjung yang hendak sembahyang,” tegasnya.
Suami dari Wayan Yuniari ini mengaku sangat bersyukur dengan situasi sekarang. Setidaknya harapan untuk hidup lebih baik terbuka lagi, dan melunasi semua hutang di bank.
Mahardika berharap masa-masa getir karena pandemi ini segera berakhir. Tidak ada lagi arus informasi perihal kemunculan COVID varian baru. Karena informasi seperti itu sangat mengganggu iklim pariwisata Bali, khususnya Nusa Penida.
Puncak kunjungan wisatawan diperkirakan masih tinggi hingga akhir pekan ini. Ketua HPPNP I Putu Gede Sukawidana, Jumat (6/5) menambahkan situasinya tidak lagi krodit seperti saat awal membludaknya kunjungan wisatawan 1-2 Mei lalu.
Titik kemacetan hanya sesekali terjadi di sekitar pelabuhan. Destinasi yang popular sasaran wisatawan saat ini, untuk west trip ada Paluang Cliff, Kelingking Cliff, Angel’s Billabong, Broken Beach dan Crystal Bay. Sementara untuk east trip ada Atuh Beach, Diamond Beach, Molenteng Tree House dan Telletubbies Hills. (Bagiarta/balipost)