Wajah seorang petugas polisi terpantul di cermin saat demonstran menggelar protes anti pemerintah di Tunis, Tunisia, (25/7/2021). Protes tersebut terkait ketidakpuasan masyarakat Tunisia terhadap penanganan COVID-19 yang dilakukan pemerintah. (BP/Ant)

TUNIS, BALIPOST.com – Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) memutuskan untuk membatasi penggunaan vaksin Janssen lantaran khawatir dengan berbagai komplikasi seperti pembekuan darah. Demikian dikatakan Menteri Kesehatan Ali Mrabet, dikutip dari Kantor Berita Antara, Senin (10/5).

Ia menambahkan bahwa kemenkes akan memastikan tindak lanjut yang diperlukan setelah Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengeluarkan peringatan global mengenai penangguhan penggunaan vaksin Janssen. Kemenkes sedang menyusun inventaris vaksin Janssen yang akan dihancurkan setelahnya.

Baca juga:  Operasional Bandara Palu Membaik, Jumlah Penumpang Meningkat

Rekomendasi FDA untuk membatasi penggunaan vaksin Janssen itu didasarkan atas hasil riset baru-baru ini yang menunjukkan vaksin tersebut telah menyebabkan pembekuan darah pada sejumlah orang di beberapa negara di seluruh dunia.

Mrabet menegaskan bahwa tidak ada laporan kasus demikian yang disebabkan oleh penggunaan vaksin Janssen di Tunisia. Sekitar 1,3 juta dosis vaksin Janssen sudah digunakan di negara itu sejak COVID-19 melanda. Vaksin Janssen mengantongi izin penggunaan darurat di Amerika Serikat pada 27 Februari 2021. (Kmb/Balipost)

Baca juga:  AS Mengimbau Warganya Berpikir Ulang Plesiran ke LN

 

BAGIKAN