Lahan eks Hardy's Gianyar diusulkan untuk dijadikan sentral parkir dan pasar senggol. (BP/kup)

GIANYAR, BALIPOST.com – Setelah diratakan dengan tanah, kondisi lahan eks Hardy’s Gianyar nampak kumuh. Wakil Ketua DPRD Gianyar Ida Bagus Gaga Adi Saputra mengusulkan kepada Pemkab Gianyar agar menata kembali lahan tersebut dan sementara difungsikan sebagai sentral parkir dan pasar senggol.

Diungkapkannya, penataan sementara tidak perlu biaya besar. Jika dijadikan sentral parkir, persoalan parkir kendaraan warga bisa terselesaikan.

Anggota Fraksi Demokrat DPRD Gianyar ini juga menilai lahan itu strategis dijadikan lokasi pasar senggol, dengan tatanan lebih rapi dan bersih. Sebab Senggol Gianyar telah menjadi salah satu ikon dan branding bagi Kota Gianyar.

Baca juga:  Bali Kembali Tak Masuk! Uji Coba Pusat Perbelanjaan/Mal PPKM Level 4 di 20 Kabupaten/Kota Ini

Dipaparkannya, Gianyar terkenal punya kuliner tradisional khas, seperti Klepon, Nasi Be Guling, Nasi Campur Ayam Panggang-Betutu, Pepes Clengis, dan banyak lagi. Pasar Senggol ini akan sangat bermanfaat bagi pedagang lokal Gianyar.

Pria yang akrab disapa Gus Gaga ini mengaku tak setuju dengan rencana Pemkab Gianyar membangun mall di lahan eks Hardy’s Gianyar. Rencana itu menurutnya perlu dipertimbangkan kembali.

Di samping membutuhkan biaya investasi yang besar, pemerintah perlu mempertimbangkan manfaat mall bagi masyarakat Gianyar yang penduduknya kebanyakan kelas menengah ke bawah. “Menyerap aspirasi yang ada, Pemkab Gianyar perlu mempertimbangkan pedagang lokal, terutama pedagang-pedagang kecil, sama sekali tidak akan mendapat keuntungan apapun jika dibangun mall di lahan eks Hardy’s Gianyar,” tegasnya.

Baca juga:  BRI Bawa Pelaku UMKM Go Global Lewat Pasar Senggol Turki

Gus Gaga menilai setiap pembangunan itu mesti mengacu pada asas dinamika masyarakat dan gaya hidup ke depan. “Setahu saya Bali sejak dulu hingga kini terkenal di dunia, salah satunya karena kekhasan tradisi Bali, termasuk perilaku dan wujud pasar kita. Kalau mall atau yang mewah-mewah begitu pasti banyak ada di negara-negara maju. Intinya, mari jaga kehidupan tradisi Bali, sekalipun melalui peken tenten (pasar senggol),” harapnya. (Wirnaya/balipost)

Baca juga:  Kopi Takengon Aceh ke AS, Ini Buah Pemberdayaan UMKM BRI
BAGIKAN