Wisatawan mengunjungi Desa Adat Penglipuran. (BP/Istimewa)

BANGLI, BALIPOST.com – Desa Adat Penglipuran selama ini berkomitmen untuk menjaga kelestarian hutan bambu yang ada di wewidangan desa adat setempat. Desa Adat yang ada di Kecamatan Bangli itu sangat menyadari pentingnya peranan dan manfaat hutan bagi kehidupan manusia. Sebagai penghasil oksigen hingga pencegah banjir. Tak hanya itu hutan bambu yang dimiliki Penglipuran juga bisa menjadi daya tarik wisata.

Kelian Adat Penglipuran I Wayan Budiarta menyebut, luas hutan bambu yang ada di wewidangan Desa Adat Penglipuran sekitar 42 hektar. Sejak dulu luasnya belum pernah berkurang. Sebab desa adat Penglipuran dan masyarakat memiliki komitmen kuat untuk menjaga kelestarian hutan bambu yang ada. Desa adat Penglipuran juga sangat selektif memberikan ijin alih fungsi hutan.

Baca juga:  Desa Adat Delodberawah Pertahankan Kearifan Lokal Kelola DTW

Keberadaan hutan bambu di Penglipuran diakui Budiarta memberikan banyak manfaat bagi masyarakat. Diantaranya secara ekologis, mampu melindungi wewidangan Penglipuran dari terjangan banjir yang datang dari wilayah hulu ketika hujan deras. “Karena Penglipuran kan posisinya lebih rendah dari desa tetangga di Utara, otomatis ketika hujan desa hutan bambu ini berfungsi memblok air,” terangnya. Selain itu keberadaan hutan bambu juga berfungsi sebagai resapan, menampung air dalam tanah. Manfaat lainnya, sebagai penyedia oksigen. “Keberadaan hutan bambu inilah yang mempengaruhi suhu Penglipuran menjadi sangat sejuk,” jelasnya.

Baca juga:  Desa Adat Bakbakan Garap Potensi Desa

Tak hanya itu, hutan bambu yang ada di Penglipuran juga menjadi ikon dan daya tarik wisata yang mampu mendatangkan pendapatan dan kesejahteraan bagi Penglipuran. “Jadi sangat banyak manfaat hutan bambu di Penglipuran,” ujarnya.

Budiarta mengungkapkan dari upaya menjaga kelestarian hutan Bambu, Desa Adat Penglipuran pernah mendapat penghargaan Kalpataru dari Pemerintah.

Sementara itu sebagai wujud syukur kehadapan Ida Hyang Widi Wasa yang telah melimpahkan kesuburan di alam semesta, Desa Adat Penglipuran saat rahinan tumpek wariga lalu telah melaksanakan perayaan secara sekala dan niskala. Secara Niskala dengan melaksanakan upacara ngatag. Aneka tanaman yang dimiliki desa adat Penglipuran seperti kelapa, durian, kebun bunga hingga hutan bambu diupacarai. Secara sekala, desa adat melaksanakan penanaman beberapa pohon di tugu pahlawan. Hal itu sesuai dengan intruksi Gubernur Bali Wayan Koster tentang perayaan rahina Tumpek Wariga. (Dayu Swasrina/balipost)

Baca juga:  Gubernur Dukung Sosialisasi "Nangun Sat  Kerthi Loka Bali"
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *