Desa Adat Sekartaji kini terus melakukan penataan wewidangan desa untuk bisa menjadi potensi wisata alam. (BP/Istimewa)

TABANAN, BALIPOST.com – Desa adat kini tengah berlomba mengembangkan potensi alam yang dimiliki nantinya diharapkan bisa meningkatkan perekonomian krama setempat. Apalagi pandemi COVID-19 yang melanda lebih dari dua tahun telah menghantam sektor pariwisata di Bali.

Desa Adat Sekartaji, Desa Sesandan, Kecamatan Tabanan pun kini terus melakukan penataan wewidangan desa untuk nantinya bisa menjadi potensi wisata alam. Meski sempat tersendat lantaran pandemi, tak menyurutkan desa adat melakukan pembenahan dan penataan dengan mengedepankan konsep gotong royong.

Bendesa Adat Sekartaji, I Kadek Astawa, mengatakan, sampai saat ini pihaknya menjaga kelestarian potensi
alam pertanian yang masih sangat produktif baik itu
lahan basah maupun lahan kering. Di mana pihak desa bersama desa adat dan desa dinas sudah merancang konsep wisata alam dengan nilai plus berisi edukasi terkait alam bagi para pengunjung nantinya.

Baca juga:  Tahun 2022, Gubernur Koster Percepat dan Mantapkan Program Prioritas dan Pendukung

Maklum saja, sebelum COVID melanda, Desa Adat Sekartaji kerap dikunjungi rombongan siswa yang melakukan program edukasi/pendidikan.

Konsep wisata alam inilah yang selanjutnya membuat
Desa Adat Sekartaji membuat jogging track. Lintasan ini dikonsep menyusuri seluruh areal lahan basah maupun lahan kering di wewidangan desa adat.

Artinya selain dapat menikmati suasana yang sangat menyenangkan dengan melihat persawahan yang hijau membentang luas menghijau. Di desa ini terdapat jalur trekking dengan melewati areal persawahan, ladang, hutan bambu dan sungai.
“Konsep wisata alam yang kami buat ini terbentur pandemi COVID-19. Meski demikian sembari terus melakukan upaya penanganan COVID-19 di wilayah desa adat, penataan jogging track juga masih terus dilakukan, dengan harapan jika pandemi berakhir geliat perekonomian di Desa Adat Sekartaji kembali meningkat,” terangnya.

Baca juga:  Kasus Bus Tabrakan Beruntun di Baturiti Diselesaikan dengan RJ

Di mana selain jogging track, juga terus diupayakan untuk bisa melengkapi fasilitas pendukung lainnya
seperti penataan wantilan serta kamar mandi. Termasuk juga menata jalan usaha tani mengelilingi areal pertanian dan pura. Mengingat di wewidangan Desa Adat Sekartaji juga terdapat pura yang sudah ditetapkan sebagai cagar budaya yakni Pura Luhur Sekartaji, tak menutup kemungkinan konsep wisata alam ke depan juga akan dipadukan dengan wisata spiritual, khususnya untuk upacara atau kegiatan malukat.

Baca juga:  Desa Adat Duda Adakan Nyapuh Leger Massal

Diakui Astawa, meski pandemi COVID-19 tidak berdampak siginifikan pada ekonomi krama adat yang menggeluti sektor pertanian, namun jika terus dibiarkan tanpa ada hal-hal baru tentu saja dikhawatirkan akan sangat berpengaruh. Untuk itu pihaknya dalam upaya penanganan COVID-19 juga terus berupaya membantu krama setempat
khususnya terkait dengan kesiapan protokol kesehatan.

“Melalui satgas kami terus bantu untuk penyediaan sarana tempat cuci tangan, begitu juga pemberian handsanitizer dan masker pada krama, agar masyarakat tidak perlu lagi mengeluarkan dana untuk pembelian masker dan lainnya. Yang jelas sampai saat ini krama kami masih bisa beraktivitas dan perekonomian masih berjalan, semoga pandemi cepat terlewati,” harapnya. (Puspawati/balipost)

BAGIKAN