Made Astika. (BP/Dokumen)

SINGARAJA, BALIPOST.com – Menjelang masa Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) jenjang SD dan SMP, Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Buleleng mulai melakukan persiapan. Pada PPDB tahun ajaran 2022/2023, Disdikpora memastikan daya tampung di jenjang ini tersedia cukup.

Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Kadisdikpora) Buleleng Made Astika, akhir pekan lalu mengatakan, PPDB nanti masih menggunakan skema yang lama sesuai Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) No. 1 Tahun 2021. Pendaftarannya, calon siswa SMP melalui online.

Sedangkan, calon siswa SD dilakukan sesuai kesiapan pihak satuan pendidikan, baik itu luring maupun daring. Dari regulasi itu mengatur penerapan skema PPDB jenjang SD dan SMP di Buleleng dilakukan melalui 4 jalur. “Saat ini belum ada diterbitkan aturan baru terkait PPDB, sehingga kami masih mengacu pada regulasi sebelumnya,” katanya.

Baca juga:  Paus Pilot Terdampar di Pantai Penimbangan

Menurut Kadisdikpora, dengan masih menggunakan sistem sebelumnya, dipastikan jika setiap satuan pendidikan baik SD dan SMP Negeri di Buleleng masih memadai dalam penerimaan siswa baru pada tahun ini. Kuota jalur PPDB masih sama yakni untuk SD penerimaan lewat jalur zonasi sekitar 70 persen. Jalur afirmasi sekitar 15 persen minimal, jalur perpindahan tugas orangtua atau wali murid 5 persen maksimal dan jalur prestasi ada 10 persen.

Baca juga:  Disdikpora Jembrana "Warning" Kepsek : Jangan Ada Pungli PPDB

Sedangkan jumlah kuota maksimal jalur PPDB untuk SMP yakni jalur zonasi 50 persen, jalur afirmasi 15 persen minimal, lalu jalur perpindahan tugas orangtua 5 persen maksimal. Selanjutnya, jalur prestasi tidak boleh melebihi 30 persen. “Apalagi akan ditambah adanya sekolah swasta pasti berimbang, kita pastikan tidak ada sekolah yang kekurangan calon siswa baru,” tegasnya.

Di sisi lain, Astika menyebut terkait siswa drop out (DO), sejauh ini pihaknya terus mengupayakan agar mereka dapat kembali melanjutkan pendidikan dalam proses PPDB. Upaya pendekatan terus dilakukan, agar mengetahui penyebab siswa tersebut tidak dapat melanjutkan sekolah.

Baca juga:  Soal Matinya Ratusan Babi di Desa Bila, GUPBI Bali Ngaku Sudah Mengingatkan

Jika dari pendekatan itu diketahui penyebabnya karena masalah ekonomi, maka Disdikpora akan mengupayakan memberikan bantuan berupa beasiswa. “Ke depan tidak ada yang tidak bisa melanjutkan untuk bersekolah, saya berharap, agar semua bisa tertampung,” katanya. (Mudiarta/balipost)

BAGIKAN