Tangkapan layar Amina Jane Mohammed saat menyampaikan pidato dalam Pembukaan 7th GPDRR, Rabu (25/5) di Nusa Dua. (BP/iah)

DENPASAR, BALIPOST.com – Pelaksanaam 7th Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) dibuka resmi pada Rabu (25/5). Dalam pidatonya, Deputi Sekretaris Jenderal PBB Amina Jane Mohammed memberi apresiasi pada Indonesia yang berhasil mengendalikan COVID-19 sehingga kegiatan yang melibatkan ribuan delegasi ini bisa berlangsung secara tatap muka di Nusa Dua.

“Saya hendak menyampaikan apresiasi dari PBB terhadap Presiden Indonesia, pemerintah dan masyarakat yang telah menjadi tuan rumah dari Global Platform for Disaster Risk Reduction ke-7,” katanya.

Baca juga:  Jubir Pemerintah Pastikan Semua Delegasi GPDRR Bebas COVID-19

Ia juga menyampaikan apresiasi pada Indonesia yang telah berhasil menangani pandemi COVID-19 sehingga memungkinkan adanya pertemuan ini. “Terdapat 7.000 orang yang teregistrasi dan 79 persen dari mereka berada di acara ini secara langsung. Saya percaya ini perlu diberi ucapan selamat. Selamat Pak Presiden,” ujarnya.

Dengan jumlah penduduk mencapai 270 juta, ia memuji program vaksinasi Indonesia yang sudah berjalan baik dan menjamin semua orang dalam kondisi aman. Ditekankannya, Indonesia merupakan partner penting yang bisa mengajarkan dunia tentang penanganan bencana dan meminimalkan risiko bencana.

Baca juga:  Ribuan Delegasi PGDRR ke-7 Tiba di Bali

Ia mengungkapkan ini pertemuan pertama global platform yang digelar sejak pandemi COVID-19. Disebutkannya kondisi krisis mengalami peningkatan secara signifikan dan berimplikasi pada masyarakat miskin dan rentan di seluruh dunia. “Masyarakat di seluruh dunia mengalami implikasi dari perubahan iklim dalam keseharian mereka,” ungkapnya.

Ia mengatakan saat ini banyak masyarakat dunia yang menghadapi bencana dalam kehidupan kesehariannya. Perang Ukraina-Rusia juga menjadi pemicu dari kenaikan harga pangan dan energi yang selama ini sudah cukup tinggi.

Baca juga:  Status Tanggap Darurat Dicabut, BPBD Karangasem Tetap Dampingi Warga Desa Ban

Juga, memicu konsekuensi serius bagi sistem finansial dunia. Pada saat bersamaan, dunia menghadapi ancaman bencana secara konstan. “Jika ini terus terjadi, kita akan mengalami 1,5 kali bencana berskala menengah hingga besar setiap harinya pada 2030,” ujar Mohammed mengingatkan. (Diah Dewi/balipost)

BAGIKAN