Ilustrasi penyakit hepatitis. (BP/Antara)

DENPASAR, BALIPOST.com – Seorang balita berusia 2 tahun yang dinyatakan probable hepatitis akut sempat dirawat di RSUP Sanglah. Namun, dengan kondisi yang sudah semakin membaik, anak tersebut, sudah diperbolehkan pulang.

Kasubag Humas RSUP Sanglah, Dewa Kresna, mengatakan, kasus pada anak ini, disebut probable. Namun demikian, kondisinya sudah semakin membaik. “Iya masih belum pasti,” katanya, Sabtu (28/5).

Menurut penuturan Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Cabang Bali Dr. IGN Sanjaya Putra, Sp.A(K), pasien umur 2 tahun asal Denpasar ini, keadaan klinisnya membaik. Kasusnya tergolong probable. Yang artinya Hepatitis A sampai E nya negatif, namun terjadi peningkatan enzim hati, sindrom jaundice akut, dan gejala gastrointestinal atau nyeri abdomen, diare, dan muntah-muntah.

Baca juga:  Menkes Ungkap Celah Praktek Perundungan Terhadap Dokter Residen

Lebih lanjut dikatakan, sebelumnya pasien tersebut memiliki riwayat atau keluhan pada saluran cerna, mual, muntah, sakit perut dan mata kuning. “Iya sempat periksa laboratorium, hasilnya probable hepatitis E kita bawa ke Jakarta hasilnya negatif sehingga A,B,C, D dan E negatif. Hepatitis target utamanya di hepar,” bebernya.

Hepatitis akut ini ditekankan merupakan suatu hal yang berbeda dengan COVID-19. Hingga saat ini, penyebab hepatitis akut memang belum diketahui.
“Kita wajib waspada pada penyakit baru namun tidak perlu panik. Kuncinya pencegahannya. Walaupun untuk etiologinya belum tau namun di beberapa Negara yang sebelumnya ditemukan kasus ini, lebih banyak ditemukan awalnya pada kasus pencernaan,” ucapnya..

Baca juga:  Pasar Kidul dan Jalan Kembali Disemprot Disinfektan

Ia pun selalu mengingatkan agar menjaga kebersihan lingkungan pribadi, alat-alat makan tidak boleh dipakai bersama, air minum jika menggunakan yang direbus harus dimasak dengan benar dan bahan makanan yang kita konsumsi harus bersih.

Sejauh ini baru satu kasus probable hepatitis akut di Bali yang ditemukan. Penanganan khususnya seperti dirawat diruang isolasi dan diberikan terapi antioksidan. Ia juga menekankan, penyakit hepatitis akut ini bisa terjadi pada orang dewasa. (Yudi Karnaedi/balipost)

Baca juga:  Desa Visesa Ubud, Kombinasikan Kemewahan dan Budaya
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *